Langsung ke konten utama

Mungkin sementara tapi semoga selamanya

Pada suatu masa, kurasa aku mati rasa. Hilang peka, serta segala hal bertemakan suka, cinta, dan apa apa yang kerap melengkapinya. Memilih untuk sendiri, -sebab bersama dengan seseorang dianggap terlalu riskan untuk kelak terluka lagi.
Pada suatu masa, ku dapati aku mencumbui sepi hampir setiap hari. Kesepian menjadi teman. Hangatnya kebersamaan menjelma hanya sebatas impian. Imaji dan ilusi berlafadzkan kesendirian menyeruak tak dapat dikendalikan.
Lalu aku menemukan kamu. Yang paras, rupa, tingkah laku, aroma, dan segala tentangmu hanya dapat membuatku terpaku. Lupa pernah terluka. Bergegas menjemput bahagia, berkemas dengan segera
Mau kemana?” - hampir seluruh panca indra dan logika bertanya. Mantap aku menjawab. “Pindah, kini aku sudah menemukan rumah”
“Hendak berapa lama disana?” - giliran ragu dan ketakutan menguji segenap rasaku. Tak gentar aku menanggapi lagi “Tidak sebentar, bukan hanya singgah. Mungkin sementara, tapi semoga selamanya”
Kepada kamu,
Aku menyukai semua segalamu. Mencintai setiap ganjil kurangmu yang melengkapi segenap aku. Berpisah mungkin kita akan, tapi rasanya tiada salah jika kita memanfaatkan setiap kebersamaan.

Kepada kamu,
Aku menjatuhkan semua harapku. Rasaku. Peduliku. Semua yang tidak aku lakukan pada orang orang sebelummu. Semua yang aku tutup rapat pada lubang silam paling kelam. Semua yang mulanya tiada niatan untuk kembali aku buka. Padamu, kuciptakan semesta bahagia yang baru.

Kepada kamu,
Aku melantunkan sembah serapah agar saling melepaskan, -kita jangan. Kehilangan menjadi ketakutan yang mengganggu penglihatan. Berburuk sangka menjadi jalan, atas nama kesetiaan yang mungkin tercoreng ikrar hitam pekat penghianatan. O, sayang tak bisa kah kamu bersamaku saja hingga berkali-kali masa yang akan datang?

Kepada kamu,
Aku tanamkan kunci segala hubungan berupa kepercayaan. Mari berjalan beriringan. Mencipta tawa, meniadakan nestapa. Selaksa bahagia akan ada bila kita bersama

“Kalau hidup dengan kamu lebih menyenangkan, kenapa harus hidup tanpa kamu?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Elmahyra

 Dear Elmahyra Hai nak, how's there? Terlalu banyak kata yang pengin mami ceritain ke kamu nak, so here we go. mami akan mulai tulis apa yang selama ini mami pendam di kepala. rasanya sudah penuh dan harus segera di luapkan. I know, mami tau kamu sudah bahagia di surga sama eyang ti dan eyang kung. tapi, mami hanya mau mengenang semua tentang kamu lewat tulisan mami, because you're my beautiful angel. everyone in this world have to know that mami has a very beautiful baby like you my dear. no, mami gak ada nangis lagi kok. because you're already happy there my girl. ~ 25 April 2024 the very first time I know that I'm pregnant! yey ! mami sm papi hari itu seneng banget, after 4 years of waiting, here we come! we're pregnant ! jadi mami sm papi mulai program IVF (bayi tabung) dari January 2024. yah, we're started IVF. kita mulai untuk program di Penang Malaysia, setelah cek pertama I was diagnosed with PCOS then we started everything. dari mulai suntik hormon 1 mi...

Apakah mencintaimu harus sesakit ini ??

 Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah satu-satunya wanita yang masih bertahan ketika aku tahu bahwa cintaku telah kau khianati ? Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah wanita yang rela tersakiti demi mempertahankan hubungan kita ?? Aku, aku adalah wanita yang rela menahan pedih ketika keegoisanmu muncul ,, Aku adalah wanita yang menerimamu apa adanya ,, Tahukah kamu ??? TAHUKAH KAMU ?????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku seakan-akan ingin berteriak dihadapan mu ! tolong sadar ! aku adalah wanita yang selalu mencintaimu dengan tulus, mencintai segala kekuranganmu ! Terkadang aku berfikir, kenapa aku bisa mencintaimu ??? seseorang yang jelas2 bukan termasuk dalam tipe pangeran idamanku, bukan hanya aku yang bertanya, bahkan semua orang bertanya kenapa aku bisa mencintaimu ?? dan aku hanya bisa menjawab " aku mencintaimu tanpa alasan", ya, aku mencintaimu tanpa alasan. pelampiasankah ?? TIDAK ! aku memang pernah mencintai seseorang sebelum kamu, dan aku memang ...

Setidaknya sampai nafasku habis

Aku masih ingat bagaimana telapakmu  menepuk-nepuk lembut punggungku setiap malam Aku masih ingat bagaimana rasa cubitanmu saat aku nakal Atau bagaimana caramu mencoba menghapus tangis di pipiku Sebanyak apa pun coklat yang belepotan di wajahku, bagimu aku selalu putri yang paling cantik Sebanyak apa pun doa yang aku pinta, kau akan menukar segala yang kau punya hanya agar aku bahagia Tahukah mah, terus bisa mengingatnya bukanlah pekerjaan yang mudah Aku begitu takut waktu merenggut mereka semua dari ingatanku Aku begitu takut melupakanmu sedikit demi sedikit, karena aku bukan anak yang pandai Karena akan ada banyak hal lain terjadi, dan membuatku mulai kesulitan mengulang bagaimana suaramu terdengar di dalam kepala Aku tahu mah, bahwa tak pernah ada hal yang bisa selamanya ada Atau bisa selamanya terjadi Atau bisa selamanya diingat Tapi aku mau bisa selama mungkin mengingatmu—setidaknya sampai nafasku habis