Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

:)

“What if someone you love is happier without you? Will you leave?” Saya berulang kali membaca pertanyaan itu… dan berpikir. Akankah saya benar-benar bisa meninggalkan seseorang yang saya cinta, jika nyatanya ia lebih berbahagia tanpa saya? Hingga paragraf awal ini saya tulis, saya belum meyakini jawabannya. Mungkin kita terlalu sering diajari mencinta, hingga lupa bahwa ada juga yang namanya mengikhlaskan dan merelakan. Pada bagian ini, saya bukan orang yang lihai melakukannya. Namun tak mungkin juga menjadi orang yang egois, memaksakan untuk bersama tanpa memikirkan apakah ia yang kita cinta juga merasakan bahagia yang sama. Kita semua butuh merasa dibutuhkan, kita ingin merasa diingini, kita rindu merasa dirindui. Namun apalah artinya jika tanpa kata ‘saling’? Bukan berarti menuntut timbal balas, ‘saling’ lebih kepada tanpa paksaan, rela hati, bahkan merasa suka melakukannya. Kembali ke pertanyaan awal. Jika ia yang kamu cinta lebih bahagia tanpa adanya dirimu, apakah kamu mau

Catatan 30 Desember 2013

Harusnya kamu sadar betapa gilanya aku ketika kamu tak ada saat ku butuhkan, dan betapa khawatirnya aku ketika kamu menghilang tanpa jejak! sampai akhirnya kamu kembali dengan tenangnya seolah tak terjadi apapun. harusnya kamu sadar bahwa aku benar benar ingin menyerah!