Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Samudera Penghujung Desember

Malam ini masih seperti malam yang sama dengan tahun-tahun lalu. Sudah lebih dari satu tahun dari terakhir kali kita bertemu, namun kenangan itu masih tak mampu bergeser dari ingatan ku. Segala cara telah ku lakukan agar bisa mengikhlaskan dan perlahan melupakan. Benar kata orang, “Ketika kau patah hati. Biarkan hati mu beristirahat, jangan mencoba membukanya untuk yang lain. Karna jika itu terjadi hanya ada dua kemungkinan : kamu terus membandingkan sosok baru dengan sosok lama, atau kamu akan mendapatkan patah hati ganda”. Dan aku mengalami hal yang pertama. Aku menjadi pembanding yang menyeramkan bahkan untuk diri ku sendiri. Padahal aku tahu, membandingkan adalah hal buruk, bahkan sangat hina menurut ku. Karna aku pun sangat benci dibanding-bandingkan. Ah iya, mungkin kamu bukanlah Samudera, melainkan Angin Topan. Karena kamu menerbangkan ku tinggi bahkan terlalu tinggi, dan saat itu pula kau menjatuhkan ku ke bumi. Di penghujung Desember ini, tak akan lagi

Pemahaman baik

Sepanjang jalan ini, aku menemukan bagitu banyak hal yang kemudian menjadi cara pandang, menjadi semacam keyakinan yang melandasi pikiran. Hal-hal baik yang kupercayai bahwa itu selalu bekerja dengan cara-cara yang tidak aku mengerti, sangat rapi, hebat, dan menakjubkan. Aku merincinya, seperti; 1. Everything shall pass. Segala hal yang sedang kita hadapi, jalani, rasakan, pasti akan terlewati. Kegelisahan dan kekhawatiran ini akan terlewati, masa sendiri ini akan terlewati, ketakutan ini akan terlewati. Karena jawaban akan ada bila ada pertanyaan, maka jawaban atas segala perasaan yang kita rasakan, hal-hal yang kita alami pun akan kita dapatkan di masa depan. Bukan saat ini juga dan hari yang meresahkan ini pasti terlewati. Seperti dulu kita takut menghadapi Ujian Nasional saat SMA, UN itu pasti terjadi dan akan terlewati. Buktinya, kita sudah melewati itu beberapa tahun ke belakang kan? 2. Bila kita menutup satu pintu, maka Allah akan membukakan pintu yang lain. Ti

Kau tidak sedang berlomba dengan siapapun

Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan. Tidak ada. Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada. Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa. Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya

The little red riding hood

Sometimes, she missed the wolf.  At times like that, she wandered deep into the forest, recalling the path she took that very day, reminiscing the beautiful flowers she picked on the way.  She tried to remember which turn in which the wolf encountered her with such polite smile. Her mom kept telling her that it was a cunning one–but well–it’s not her mother who met the wolf.  The wolf is dead.  Yet there’s something bothering her.  Why did he take such complicated way to trick her? He could just eat her the moment they met–then went to her grandmother and finished his feast.  Why should he be all nicey and even showed her the flower garden?  The wolf is dead.  His smile was haunting her,  Still.