Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Ku ubah arah (doa-ku)

Tuan, aku tak lagi meminta kepada Tuhan untuk mengembalikan semuanya seperti awal dimana kebahagiaan penuh cinta melimpahi kita. Tapi aku meminta tuhan agar aku dan kau cepat cepat menemukan bahagia dan cinta yang baru. Tuan, aku tak lagi meminta kepada Tuhan agar kau membalas semua rindu-rinduku, tapi aku meminta Tuhan tidak ada lagi diantara kita rindu untukmu dan untukku agar tidak ada lagi harapan-harapan baru yang bersemai. Tuan, aku tak lagi meminta kepada Tuhan aku selalu disampingmu, tapi aku meminta Tuhan memberi pendamping untukmu yang benar benar mencintai, menjaga, dan menjadi penenang melebihi diriku. Tuan, aku tak lagi meminta kepada Tuhan agar kau tidak lupa denganku dan kenangannya, tapi aku meminta kepada Tuhan semoga aku bisa melupakanmu secepatnya dan apabila kita bertemu rasa ini sudah tidak lagi ada. Tuan, aku tidak lagi meminta kepada Tuhan menjadikanku sempurna dihadapanmu, tapi aku meminta kepada Tuhan agar memberimu pendamping yang

Psycho Nisa

terkadang, semesta akan memberikan suatu pertanda kepada kita, entah lewat apapun itu. firasat. ya, itulah petanda yang semesta berikan padaku 2 bulan terakhir ini. dan betapa terkejutnya jika firasat itu benar adanya.. Segala petahanan kekuatan yang kubangun selama ini akan hancur jika itu bersangkutan denganmu. semua janji ku kepada semesta untuk tidak lagi menangis karenamu, ku langgar sore itu. seakan langit pun tahu jika sore itu akan sangat menyakitkan. hujan deraspun tiada henti. entah apa yang kau fikirkan selama ini. sudah berapa kali aku berikan kesempatan itu padamu? sudah berapa kali kau merusak semua kesempatan yang kuberikan untukmu? bodoh? ya! kau anggap aku wanita bodoh? aku memang bodoh! tapi kau lah yang paling bodoh! betapa gila nya tindakan ku sore itu, tak peduli ada saudara dan pembantu yang mungkin melihatku. aku selalu lost control, jika kau mengkhianatiku. kau sudah seringkan melihatku 'menggila' didepanmu dengan uraian airmata dan keadaan

Entahlah

Hallo, selamat malam, Tuan. Malam ini aku menyapa mu kembali lewat surat ke-2 yang aku tulis untukmu. Bagaimana hari mu? Melelahkan kah ? atau menyenangkan? Kau bahkan tak menceritakan apa yang terjadi dalam hari-hari mu padaku, tak apa. Tak usah kau fikirkan aku :) Aku cukup terkejut tentang yang semalam kita bicara kan. Betapa kau sangat marah ketika aku meminta untuk mengakhiri hubungan ini, sampai-sampai kau menangis. Ya, kau lelaki pertama yang menangis didepanku. Aku harap air mata itu tulus, dan aku harap semua yang bicarakan malam itu benar adanya, dan akan kau lakukan sesuai janji-janji mu. Entahlah, aku bahkan masih meragu kau akan melakukan sesuai janji mu atau tidak. Biarkan waktu yang akan menjawab semua tanyaku.

Untuk Ratu dalam hidup, yang kupanggil dengan sebutan Mamah

Selamat malam, Mamah. Kali ini aku akan menuliskan surat untukmu lagi. Terdengar gila mungkin, karena pasti surat ini tak akan sampai padamu. Tapi, ijinkan gadismu ini mengabadikannya melalui tulisannya. Ini sudah bulan Februari mah, tepat 8 bulan kau tak mendampingiku di dunia yang keras ini. Bagaimana disana? Apakah kau bisa dengan jelas melihatku dari sana? Betapa tak adilnya jika kau bisa melihatku setiap hari dari sana, sedangkan disini aku hampir mati karena merindukanmu. Tak apa, karena aku yakin, kau masih tetap disini. Didalam hatiku. Banyak sekali hal-hal yang ingin aku ceritakan padamu, banyak pula keluhan-keluhan yang ingin aku adu-kan padamu. Tentunya kau sangat tahu, kuliah didunia nyata tak se indah seperti yang di FTV mah, hehe. Pada semester ini, aku merasa seperti robot yang harus menjalani aktivitas wajib sebagai mahasiswi. Aku bahkan seperti tenggelam diantara banyaknya tugas-tugas yang harus ku selesaikan, sangat melelahkan. Kau tahu kan,