Mungkin aku sudah lelah, hingga sering kali berkata terserah, rasanya aku sudah tidak punya tenaga untuk bersiteru denganmu berlama-lama, bahkan apa saja yang kita lakukan sudah terasa hambar dan biasa-biasa saja, aku sudah jenuh, aku sudah tidak tanguh, rasanya sabarku padamu sudah runtuh, rasaku padamu sudah tidak lagi utuh. Tuanku aku ini manusia biasa, aku juga bisa mati rasa, ketika kamu tidak lagi bisa menghargai apa yang ada, ketika kamu lagi-lagi meninggikan egomu , dan tidak lagi perduli soal perasaanku. Aku memilih diam, bukan karena aku tidak punya pilihan , atau tidak punya jawaban atas segala pertanyaan, hanya saja aku sudah terlalu jengah untuk bicara , mugkin aku sudah tidak cinta .makanya aku sudah tidak perduli soal apa yang kau kata. Tuanku , cintaku padamu yang berapi kini sudah padam, karena kau siram dengan tingkah lakumu yang tak terkalahkan .aku bukan bonekamu yang bisa kau atur untuk jadi ini itu , aku juga berhak untuk jadi aku. Aku su...
Tidak semua yang aku tulis adalah aku, dan berhentilah menerka-nerka, sebab dalam permainan kata, aku bebas menjadi apa dan siapa, karena dalam dunia kata aku adalah sutradaranya, aku adalah dalang pada tiap cerita.