Kepada sesosok pria yang telah membuat putriku membiaskan semu merah dipipinya. Bisakah kau kuberi titipan yang begitu berharga dalam hidupku? Kau, yang beberapa hari terakhir berhasil membuatku merasa iri karena tak lama lagi aku akan tergantikan di hati gadis itu. Gadis itu, bukanlah sosok gadis yang tiba-tiba ada begitu saja dihadapanmu. Jauh sebelum kau bertemu dengannya, dia sudah ada dalam hidupku terlebih dahulu. Menjadi yang paling cantik nomor dua setelah istriku. Menjadi yang selalu kubanggakan nomor satu, dan menjadi yang kucintai melebihi apapun yang ada didunia ini. Jauh sebelum kau bertemu dengannya, aku yang selalu mengajarinya untuk tetap kuat dalam menghadapi situasi apapun. Jika boleh kuingat kembali, saat jatuh dari sepeda roda dua adalah tangisan paling lama yang pernah kudengar dari mulut mungilnya. Kakinya terluka sedemikan banyaknya mengeluarkan darah. Setiap ia merasa sakit, ia selalu merengek padaku atau pada istriku untuk sekedar membe...
Tidak semua yang aku tulis adalah aku, dan berhentilah menerka-nerka, sebab dalam permainan kata, aku bebas menjadi apa dan siapa, karena dalam dunia kata aku adalah sutradaranya, aku adalah dalang pada tiap cerita.