Suatu hari, duniamu akan lebih tenang. Jika aku sudah sama sekali tak bersuara. Tenang saja, entah kapan, aku juga ingin benar-benar diam. Tidak ada lagi kepura-puraan tawa, senyum yang diramah-ramahkan, jawaban-jawabanku atas sapaanmu, atau suara yang terdengar manja ketika menjawab panggilanmu. Kau tahu, aku adalah pemain teater yang piawai sejak remaja. Sutradara asik yang memang seringkali berisik. Meski aku benci cerita yang kuperankan, kau tak akan percaya bahwa para penonton mengagumiku. Kau sendiri tak pernah tahu kan, aktor dibalik keramahanku adalah kesedihan dan kegetiran yang bisu? Tenang saja, suatu hari aku akan benar-benar pergi. Bukankah selama ini pun aku sudah berjalan lalu berlari? Kau sendiri yang memanggilku lagi, hanya untuk menyapa, lalu kembali melukai. Kau sendiri yang mengikatku disini, dengan ribuan dalih pembenaran, bersenjatakan kata ‘cinta’. Kau tidak lelah? Aku sudah. Rasanya seperti kehabisan darah. Atau, sebenarnya kau t...
Tidak semua yang aku tulis adalah aku, dan berhentilah menerka-nerka, sebab dalam permainan kata, aku bebas menjadi apa dan siapa, karena dalam dunia kata aku adalah sutradaranya, aku adalah dalang pada tiap cerita.