Seseorang
menyanjung puisiku, katanya puisiku indah tentang hujan..
Namun
katanya lagi, sayangnya dia adalah orang yang sangat benci hujan ..
Entah
apa yang ada dipikiran orang – orang tentang hujan, yang pastinya mereka tentu
mempunyai tanggapan masing – masing tentang hujan,,
Seperti
manusia yang mengumpat hadirnya karena merasa dirugikan…
Katanya
dia terlambat bekarja..
Katanya
dia terlambat memenuhi janji dengan seseorang..
Katanya
dia harus menunda rencana yang sudah terancang matang..
Dan
masih banyak lagi katanya – katanya versi lainnya yang ujung – ujungnya
mengatakan karena hujan…
Tapi
aku selalu merasa tenang saat hujan itu turun…
Apalagi
bila hujan mengawali hadirnya dengan gerimis..
Hmmmmmmmmm…
Indahnya….
Bagiku
hujan itu anungrah Tuhan,,
Walau
kadang kaki ini harus berlari gesit dan cepat mengambil pakaian yang dijemur
karena turunnya hujan dadakan…
Bahkan
aku selalu merasa bisa berkomunikasi dengan seseorang yang aku rindukan disaat
hujan..
Ada lagi yang bilang kalau
hujan itu bising, gaduh…
Tapi
aku senang mengamati berisiknya lewat telinga ku…
Aku
malah lebih tertarik untuk duduk disamping jendela kamar hanya untuk sebatas
menikmati hujan dari pada bergelayutan di atas kasur sambil memeluk guling…
Lebih
menyenangkannya lagi apabila aku menikmati hujan dengan orang2 yang kucintai
berada disampingku…
Mungkin
ada cintaku yang tersimpan dalam hujan..
Namun
kadang air mataku malah menetes saat hujan turun..
Hujan
adalah detik2 dimana aku leluasa memikirkannya tanpa disengaja…
Dia
orang yang sangat kucintai dan tak akan pernah bisa terganti..
Karena
dia yang mengenalkanku pada hujan..
Jujur…
Dulu
aku sangat takut dengan hujan..
Aku
takut langitnya yang muram yang seolah2 memelototiku ingin segera menerkamku…
Aku takut apabila tetes2 hujan itu menyentuh
kepala ku lalu merusak poniku ataupun kuncirku,,,
Tapi
dengan cintanya dia ajarkan aku bahwa hujan itu sebuah kebersamaan…
Ketika
seluruh orang2 yang kau cintai berada dalam satu tempat…
Tak
bisa pergi kemana2..
Ketika
kesibukan padat mereka terhenti tanpa tapi..
Disanalah
kumulai merenungi apa arti hujan yang sesungguhnya..
Dia
juga ajarkan aku kehangatan saat hujan..
Dia
selimuti tubuhku dengan jaketnya walau dia sendiri kehujanan..
Dia
berikan aku kain untuk menutupi kepalaku…
Katanya
agar aku tidak perlu lagi khawatir dandanan rambutku rusak saat hujan turun dan
aku bisa berlari menembus hujan dengan tawa riang juga wajah sumringah diantara
butir2 bening air hujan …
Kini
aku tau…
Bahwa
kain itu namanya “ Kerudung “…
Dan
akupun telah mengerti makna sesungguhnya dari “ Kerudung “ yang dulu kukira dia
berikan, gunanya hanya untuk melindungi maluku bila dandanan rambutku agak
berantakan..
Banyak
pelajaran dan pengalaman yang kuperoleh dari hujan …
Dari
kebersamaan…
Kehangatan…
Senyum..
Tawa…
Bahagia…
Hingga
kewajiban berhijab sebagai wanita muslimah…
Cintanya
terlalu membekas dalam hatiku…
Sungguh,
betapa harumnya cinta darinya…
Hingga
saat ini wanginya masih tercium dan hangatnya malah masih kurasa…
Kendati
raganya telah tiada..
Kau
tahu, siapa dia yang kumaksud disini…???
Dia
adalah kekasih hatiku…
Namun
bukan seorang kekasih yang sering kau kenal dengan sebutan “ pacar “ walaupun
dia kekasihku…
Aku
yakin kau pun pasti memiliki orang seperti dia…
orang yang berjasa besar menempa jiwamu hingga kau tiada nanti…
orang yang berjasa besar menempa jiwamu hingga kau tiada nanti…
Dialah
kekasih hatiku yang kusebut “ Ayah “…
Yang
kini telah bersama Allah…
Kini
tak dapat lagi kunikmati hujan bersamanya…
Tak
dapat lagi kusapa riak hujan dengannya…
Tak
ada lagi yang bisa menghalau kepergian orang2 yang kau cinta saat waktunya
tiba..
Tidak
aku, tidak kau, tidak pula dengan hujan…
Semua
kenangan tentangnya terjaring kuat dalam hujan…
Saat
kutulis inipun, hujan juga mengambil perannya sebagai topic pengantar
kerinduanku pada ayahku…
Hujan…….
Rinainya
selalu saja membayang cintanya di hati…….
Komentar
Posting Komentar