Surya begitu cepat berlalu..
Begitu cepat berganti senja..
Pergantian itu kurasakan sangat cepat..
Bagaikan daun yang tertiup angin..
Sejak saat itu, sejuta rasa bersatu di hati ini..
Detik demi detik…
Bahkan hari demi hari ku hitung perlahan…
Apakah kematian itu akan merenggut semua milikku…???
Apakah mereka akan meninggalkan aku disaat aku
membutuhkannya…???
Entah apa yang terlintas dipikiranku..
Rasa sakit ini semakin lama semakin melumpuhkan
organ-organ tubuhku…
Ia merenggut semua harapanku..
Semua cintaku, dan semua yang menjadi impianku…
Mengapa ia datang disaat aku sedang diruang
kebahagiaan…???
Apa orang sepertiku tak pantas mendapat kebahagiaan
walaupun hanya sedetik kurasakan…???
Senja semakin terbenam..
Rembulan pun enggan muncul dari balik awan…
Hanya satu bintang yang tersenyum ramah kepadaku
dimalam yang sunyi ini…
Dan hanya hembusan-hembusan angin yang menyapu
dedaunan, seakan memecahkan kesunyian yang terjaga dimalam ini….
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
“ Nis,
kamu ngapain disini..?? udara malam ini dingin banget, kamu kan lagi sakit,
seharusnya kamu istirahat dirumah. Tuh kan, apalagi sekarang kamu nggak pakai
jaket, gimana kamu mau sembuh..???!” suara itu menghilangkan semua yang menjadi
khayalanku…
Suara Rizqi benar-benar mengejutkanku…
Aku hanya diam tanpa suara sepatahpun.
Pandanganku tak pernah bergerak sedikitpun dari
bintang yang cerah itu…
“ Bintang, sebentar lagi… aku akan menemanimu dilangit
malam. Bintang, tunggu aku disana…!! Senyumlah kepadaku, jika nanti aku
menghampirimu…”
Semakin lama perkataanku semakin tak
karuan..
Entah apa yang sedang aku pikirkan..
Banyak sekali hal-hal yang berbaur dipikiranku…
Bahkan telah ada beribu-ribu kata yang melintas di
pikiranku…
“ Nis,
kamu ngomong apa sich..?? Nis,
percaya dech sama aku kalau kamu pasti sembuh..!! aku yakin, semua penyakit itu
bisa kamu kalahkan..! Nis, kamu dengar aku, kan…???”
Kata Rizqi… kekasihku…
Sambil memandangku dalam-dalam seakan ingin mencoba
memahami apa yang sedang aku rasakan..
“ Rizqi, kalau saja penyakit ini nggak bisa terobati
dan aku akan pergi jauh… jauh sekali, meninggalkan kamu. Janji ya sama aku,
kalau kamu nggak akan sedih..! Qi… kamu janji ya…???” kataku sambil meneteskan
air mata yang tak dapat ku bendung.
Rizqi pun segera mengusap air mata yang Setetes demi
setetes membasahi pipi ini.
“ iya.. aku janji kalau aku akan selalu ada bersamamu.
Udah ya, kamu nggak boleh nangis lagi..! senyum dong..!! “
Mendengar kata-kata itu, hatiku menjadi sedikit damai..
Akupun tersenyum untuknya dan untuk sahabatku
–Bintang- yang selalu hadir disetiap malam-malamku yang beku ini..
Aku dan Rizqi melangkahkan kaki melewati parit-parit
kecil disepanjang jalan dan menelusuri rerumputan di sudut-sudut jalan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dear, Diary…
Ini adalah pertama kalinya aku menulis di buku harian.
Diary ini adalah pemberian dari Vita, sahabatku. Aku bernama Nisa, umurku 15
tahun. Aku memutuskan untuk mengisi diary ini, karena semakin lama aku merasa
sendiri. Semakin lama dunia ini semakin kosong dan hampa, dan aku terjabak
didalam kegelapan tanpa setitik cahaya yang memancar kearahku. Aku bingung, apa
yang harus kulakukan disaat-saat terakhirku ini.
Ku hanya dapat merangkai kata-kata yang selalu
terlintas dibenakku ini. Sudah sekitar 4 tahun, aku menderita penyakit
leukimia. Tak ada seorangpun yang mengetahui tentang penyakitku ini, kecuali
Rizqi, kekasihku. Ia selalu ada disaat aku membutuhkannya. Tetapi, akhir-akhir
ini, sakit ini semakin lama semakin membuatku merasa gelisah dan bimbang.
Dokter juga bilang, kalau penyakit ini tak akan bertahan lama, dan waktu ku
hanya tinggal beberapa bulan saja.
Walau bagaimanapun juga, aku tidak mau
sampai ayah dan bunda tahu tentang penyakitku ini.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar
kamarku.
“ Nisa, kamu sedang apa..?? bisa buka pintunya
sebentar, ada hal penting yang mau ayah bicarakan sama kamu…”
Ternyata suara yang terdengar itu adalah suara ayah.
Tanpa pikir panjang, aku langsung menutup diaryku dan membuka pintu kamarku.
“ ada apa, yah..?? “ tanyaku dengan heran sambil
melihat wajah ayah yang penuh dengan keseriusan.
“ Nis,
tolong jawab pertanyaan ayah dengan jujur. Kata bunda, kamu selalu saja keluar
dimalam hari..??”
Pertanyaan ayah membuatku bingung dan terdiam sejenak.
Entahlah kata-kata apa lagi yang harus ku ucapkan
untuk berbohong pada ayah?
Saat ini, hatiku meronta dan menangis karena sudah
cukup banyak aku membohongi ayah dan bunda, ingin rasanya untuk jujur, tetapi
aku tidak akan pernah untuk melakukannya karena aku tidak mau melihat
kebahagiaan orang tuaku hilang hanya karena, aku..!!
Lamunanku dibuyarkan oleh suara ayah yang sedang
memanggilku berulang-ulang..
“ hmm.. ayah… maaf kalau selama ini aku sudah buat
ayah sama bunda repot, tapi kalau malam hari,, aku Cuma pergi ketaman kok,
yah..! itu juga selalu ditemani oleh Rizqi. Ayah tenang aja, ya..! aku nggak
bakalan berbuat yang macam2 kok, aku bisa jaga diri aku,,! Aku ketaman , Cuma
pengin lihat bintang. Disana pemandangannya indah kalau setiap malam, yah!
Jadi, nggak ada yang perlu ayah khawatirin dari aku! Ayah tenang aja,ya!
Percaya deh sama Nisa! “ aku berusaha untuk memberi penjelasan kepada ayah
supaya ayah tidak mencurigaiku.
“ ya udah, ayah percaya kok sama kamu. Kamu nggak
berangkat ke sekolah, Nis..??
kayaknya Rizqi udah datang deh, dia lagi diluar nunggu kamu..!”
“ oh, rizqi udah datang ya, yah..?? ya udah deh, aku
berangkat sekolah dulu! Dah…ayah..!”
Kataku sambil meraih tas yang kuletakkan dikasur, lalu
aku memeluk ayah dengan erat.
Kuturuni anak2 tangga yang berbaris dan aku melihat
rizqi sedang berbicara sangat akrab layaknya anak dengan ibu.
“ aku nggak salah memilih kamu, qi..!” kata hati
kecilku.
Sesampainya diruang tamu, aku memeluk
bunda dan mengucapkan selamat tinggal.
“ bunda, aku sama rizqi berangkat sekolah dulu ya,
bunda..!”
“ iya, sayang..hati-hati ya, dijalan! Rizqi, tante
nitip Nisa, ya..?” kata bunda yang sangat mengkhawatirkanku.
“ ih, bunda.. apa2an sih, aku kan udah gede..! masa, udah mau 16 tahun,
aku nggak bisa jaga diri sendiri sih. Lagian, emangnya aku barang dagangan apa,
yang bisa dititipin..?! ugh, bunda gimana sih? Ya udah, aku berangkat ya, nanti
telat!”
“ tante, Rizqi permisi dulu..” kata rizqi yang
mengakhiri percakapan ku dengan bunda.
Lalu, mobilku melaju dengan kecepatan tinggi karena
sudah hampir telat.
Sesampainya disekolah..
Vita memegang rambutku. Tiba-tiba, ia terkejut dengan
apa yang dilihatnya. Rambutku rontok, apa ini tandanya…??
“ Nisa, rambut elo…??? “
Tanya vita dengaan heran. Aku sama sekali tak
memperdulikan pertanyaan vita. Saat itu
juga, aku segera berlari meninggalkan Vita seorang diri. Semua pandangan
beralih kepadaku, semua mata menatapku tajam dan penuh keheranan. Aku sudah tak
memperdulikan mereka..
Aku masih berlari, berlari dan terus berlari menuju
taman belakang.
Aku bersandar pada sebuah pohon persahabatan…
Tak kuasa, aku meneteskan air mata ini..
Setetes demi setetes berjatuhan membasahi pipi ini,
bagai gerimis yang membasahi bumi.
Pikiranku kosong dan melayang tak tentu arah..
Harus dimana lagi kupijakan kaki ini..??
Harus dimana lagi kurebahkan tubuh ini…??
Kuambil selembar kertas yang ada dalam tasku..
Ku goreskan tinta ini membentuk suatu rangkaian
kata-kata perpisahan.
‘ untuk sahabat dan kekasihku…
Aku yakin, pasti kalian nggak akan lupa sama pohon
persahabatan kita..
Disini, pertama kalinya loh kita bersahabat dan
berjanji akan selalu bersama. Kalian ingat kan..??!
Mungkin, disaat kalian baca surat ini…
Aku udah nggak ada bersama kalian lagi untuk
selamanya..!
Maafin aku ya, selama ini aku selalu
ngerepotin kalian berdua. Aku juga mau ngucapin makasih banget buat kalian,
karena kalian udah mau bersahabat dengan
aku yang penyakitan ini..
Kalian nggak boleh nangis ya, kalau nanti aku pergi
jauh,,!
Kalian jangan sedih, anggap aja kalau aku lagi ngambek
terus pergi nggak jelas kemana..!
Pokoknya, aku nggak mau ngeliat kalian sedih…!
Ingat, kalau kalian kangen sama aku..
Kalian datang aja ditempat terakhirku. Disana, kalian
tatap 2 bintang yang berkelap kelip memancarkan sinarnya…
Dan bintang yang bersinar kebiruan itulah aku,
sedangkan disebelahnya adalah temanku disurga. Udah ya, Cuma ini aja yang bisa
aku ucapin ke kalian berdua, kalian yang akur ya..!
Moga-moga aja kalian bisa bersama..!
Hmm.. Rizqi, aku Cuma mau ngasih tau kalau vita itu
sayang banget sama kamu..!
Tapi, karena kamu udah jadian sama aku duluan, jadinya
dia mendam perasaannya deh, sampe sekarang,,!
Aku percaya kok sama kamu, Qi..!
Kalau kamu bisa ngebahagiain sahabatku, vita…!’
- Nisa -
“ eh, elo lihat Nisa nggak…??” tanya Vita kepada salah
satu temanku disekolah.
“ oh, Nisa..? tadi, gue lihat dia lari kearah taman
gitu, deh..!” jawab andre, teman sekelasku.
Mendengar aku berada ditaman, Vita langsung berlari
menuju taman dibelakang sekolah.
Setelah selasai aku memendam suratku dibawah pohon
persahabatan ini. Tiba2, aku terkejut dengan kedatangan Vita yang sedang berada
dibelakangku.
“ Nis,
elo ngapain disini..? gue puyeng nih nyariin elo, mana cape banget
lagi..! elo ngubur apaan tuch..??” tanya Vita sambil melihat-lihat tanah yang
habis ku rapikan kembali.
“ oh itu, gue ngubur rambut gue yang rontok tadi..!
emang kenapa..?” jawabku singkat.
“ elo kok enteng banget sih ngomongnya..? hmm..maafin
gue ya, tadi gue benar2 nggak sengaja..! gue juga nggak tau kalau bakalan kayak
begini jadinya..!” kata Vita sambil memelukku. Aku segera melepaskan pelukan
Vita.
“ udah ah, kok jadi elo sih yang
cengeng..! nyantai aja, vit. Gue nggak apa2 kok. Jangan berlebihan deh..! oh
iya, 3 hari lagi gue ultah nih, elo mau ngadoin apa ke gue..??” kataku.
“ kado..?? kado apa ya..?? upzz.. kayaknya nggak ada
kado-kadoan deh..! dirayain nggak…??”
“ ya nggaklah, emang harus ya..?? gue malas, ah..! ya
udah, kita ke kelas, yuk..!”
“ tapi, gimana sama rambut elo..??”
“ ah, Cuma dikit doang. Nggak bakalan kelihatan..!
yuk..!”
Aku melangkah bersama Vita melewati lorong2 sekolah
yang sangat panjang.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Detik demi detik kuhitung mundur..
Hari demi hari telah kulalui bersama orang2 yang
kusayang..
Hari ini tanggal 20 juni, adalah hari ulang tahunku
yang ke-16 tahun..
Aku bahagia sekali tetapi, aku merasa kalau waktuku
tidak akan bertahan lama…
Selama ini, aku tidak melakukan terapi apapun yang
dianjurkan dokter, karena menurutku melakukan terapi hanya membuang2 waktu
saja..
Dan, cepat atau lambat aku akan pergi dengan membawa
penyakit ini..
Pagi ini, aku merasakan suatu hal yang berbeda dari
biasanya. Mentari seakan enggan menyinari pagi ini. Dan, burung2 pun semua
terdiam membisu tanpa kicauan2nya..
Lagi2 pikiranku melayang jauh..
Entah apa yang sedang kulamunkan..??
Tiba2, ku mendengar suara motor Rizqi dari kejauhan.
Kulihat dari balik jendela, ternyata Rizqi dengan Vita. Mereka terlihat akrab
sekali. Dan, pintu pun terketuk dengan perlahan. Saat ku hendak beranjak dari
kursi ini,,
Tiba-tiba….. PRANG..!!!
Tanpa sadar, aku terjatuh dan bingkai foto yang
terletak disampingku terhempas hingga pecah berkeping-keping..
“ Nis,
Nisa..!!! kamu kenapa..??! Nis,
bangun…!!” kata Vita sambil menggoyangkan tubuhku. Akupun tersadar dari tidur
yang singkat.
“ Vi..Vita..A..aku dimana..??” aku tak bisa bicara
dengan lancar.
Tenggorokanku seakan terjepit. Mataku sudah tak jelas
untuk melihat… tubuhku lemah seakan tak berfungsi lagi…
“ Vi..Vita…aku dimana..?? jawab Vita..!” aku memaksa
Vita untuk menjawab pertanyaanku..
“ Nis,
kenapa elo nggak ngomong sama gue tentang penyakit ini..!!”
Vita tak dapat menahan tangisnya. Ia menutup wajahnya
dengan kedua telapak tangannya..
Sesekali ia mengusap air mata yang membasahi pipinya
yang mungil itu..
“ Vit, elo kok nangis sih..?? ya ampun, Vit..gue nggak
sakit apa2 kok..! gue sehat2 aja, elo nggak lihat apa..?! lagipula, tadi gue
Cuma sedikit pusing terus pingsan deh..! nggak napa2 kok..! loe tenang aja..!”
kataku dengan nada yang sangat lemah..
“ elo jahat ya, Nis..?!
gue udah tau semuanya tentang elo dari Rizqi..!!”
Vita tak dapat melanjutkan kata2 yang terlintas
dipikirannya, ia hanya terdiam dan menangis.
“ oh, masalah itu. Kenapa sih dianggap serius banget?
Ini Cuma penyakit ringan aja kok, nanti juga sembuh..!”
“ Nis,
elo tuh ya..!! selalu aja ngentengin masalah yang bener2 serius. Gue nggak mau
kehilangan elo, Nis..!
kita semua tuh sayang sama elo..! apa masalah ini, udah elo ceritain sama ayah
bunda elo..? oh iya, selamat ulang tahun ya, Nis..!” kata Vita sambil meraih tangan
kananku untuk dijabatnya.
“ Thank’s ya, Vit..! eh.. jangan..jangan..jangan..!
gue nggak mau orangtua gue sampai tau masalah penyakit ini., gue nggak mau
ngerepotin mereka. Biarin nanti gue pergi tanpa beban sedikitpun..! gue nggak
mau ngeliat mereka sedih, Vit.. please, gue mohon sama elo..! Cuma elo dan
Rizqi yang tau tentang masalah ini..” kataku sambil memohon.
“ tapi..”
“ udah ah, nggak usah pakai tapi2an..! oh iya, Rizqi
kemana..?”
“ dia lagi pergi. Ya udah, elo istirahat dulu gih..!
biar keliatan fit lagi..! gue balik ya..? elo nggak apa2 kan gue tinggal..?”
“ ya, nggak apalah..! hati2 yaa..!”
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di keremangan Rembulan, aku duduk dengan tubuh yang
sangat lemah. Kupandangi langit ini, seperti biasa hanya ada satu bintang yang
selalu setia hadir dimalam yang sesunyi ini. Hanya hembusan angin yang selalu
mengugurkan daun-daun kering dan menusuk tulangku. Aku berusaha untuk meraih
kertas dan bolpoin yang terletak dimeja riasku. Ku tulis 2 buah surat untuk ayah-bunda dan
untuk Rizqi-Vita..
Tiba2, terdengar suara ketukan pintu dari luar
kamarku..
Kupaksakan diriku untuk melangkah
menghampiri pintu..
Ku buka pintu secara perlahan2..
Oh..GREAT..!!!!
Ayah, Bunda, Rizqi dan Vita datang dengan membawa kue
tart yang bertuliskan “ Happy Birthday’s Nisa “.
Tanpa terasa, air mata ini telah terjatuh membasahi
pipi..
Satu persatu, mereka memberi ucapan selamat kepadaku..
Selesai itu semua, aku mengajak Rizqi ke taman untuk
menemui sahabatku – Bintang -..
“ Qi…anterin aku yuk..!” kataku dengan menggandeng
tangan Rizqi..
“ kamu mau kemana sih..? udah malam begini..!” jawab
Rizqi.
“ aku mau ketaman tapi aku Cuma mau lihat bintang kok,
terus aku juga pengin berduaan sama kamu..” kataku dengan nada yang sedikit
manja.
“ ya udah, ayo..! hmmm.. tante, om, Rizqi mau ngajak
Nisa ketaman dulu..!”
“ iya, hati2 ya, Qi..!” kata bunda..
Sesampainya di taman, aku langsung memandangi langit..
Bintang itu tersenyum padaku..
Aku ingat akan satu hal..
Jika bintang itu tersenyum, aku akan menghampirinya
dan akan bersamanya menyinari jagad raya ini..
“ hei. Kamu kok diam aja..! kamu marah sama aku, gara2
aku ngasih tau tentang kamu ke Vita..??” tanya Rizqi dengan lembut..
“ ya enggaklah. Aku fine-fine aja kok..! hmm..Rizqi,
aku mau nanya sama kamu..”
“ Mau tanya apa..??”
“ kalau seandainya aku pergi jauh meninggalkan kamu
dan semua yang telah menjadi miliku, apa kamu akan tetap menyayangiku..??”
“ kamu ngomong apaan sih..? ya jelaslah, aku akan
tetap sayang sama kamu..! FOREVER…jelas..?!” kata Rizqi sambil mencium
keningku..
“ Makasih ya, Rizqi. Hmm.. aku mau kasih kamu
sesuatu..! ini..” kataku sambil mengulurkan 2 buah amplop yang berisi surat untuk ayah-bunda dan
Rizqi-Vita.
“ apa ini, yank..??”
“ ini surat buat kamu dan Vita, terus satu lagi buat
ayah dan bunda.. tapi bacanya pas aku udah pergi, ya..??”
“ kamu ngomong apa sih…?”
“ udahlah, nggak usah dibahas lagi. Rizqi, aku boleh
bersandar dibahu kamu nggak..? aku capek nih…!”
“ ya bolehlah…”
Hanya kata-kata itu yang menjadi kata
terakhirku. Disanalah, aku menghembuskan nafasku yang terakhir dan memandangi
langit malam yang mungkin tak akan bisa kupandangi lagi..
“ Nis,
kita pulang yuk’! udah malam, kamukan lagi sakit..! Nis.. Nis..
bangun..! Nis,
bangun. Nis…!!”
Rizqi menguncang2kan tubuhku yang sudah terbujur kaku.
Saat itu, ia menyadari kalau aku telah pergi jauh bersama bintang..
Ia langsung teringat suatu kata yang pernah aku
ucapkan..
‘Lihatlah bintang dilangit, jika dilangit ada dua
bintang, bintang yang bercahaya biru, itulah aku – kekasihmu -…’
Rizqi langsung memandangi langit malam ini dan
terlihat terdapat dua bintang yang saling berkelap-kelip menyinari malam ini..
Terlihat, terdapat salah satu bintang yang cahayanya
berwarna biru. Ia langsung meneteskan airmata dan mengucapkan..
“ Selamat Tinggal “ kepadaku..
“ Nis, aku akan selalu sayang sama kamu dan kamu akan
selalu ada dilubuk hatiku, walau nanti aku akan mendapatkan seseorang, tetapi,
hanya kamulah yang benar2 ku cinta..! selamat jalan, sayangku..!!”
Itulah kata2 yang Rizqi ucapkan kepadaku. Dan, aku
berlahan2 menghilang bersama bintang…
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Seusai pemakaman, Rizqi memberikan surat terakhirku..
“ Om, tante, ini surat
terakhir dari Nisa. Sebelum Nisa pergi, dia nitip surat ini ke Rizqi…”
Rizqi langsung memberikan surat itu..
Dibukanya dengan perlahan surat itu..
‘ Ayah… Bunda…
Nisa minta maaf,, selama ini, udah banyak bohongin ayah
sama bunda…
Bukan maksud Nisa untuk menutupi semuanya, tapi Nisa
benar2 nggak mau bikin repot Ayah sama Bunda…
Aku nggak mau karena penyakitku, semua orang kasihan
padaku…
Ayah… Bunda… Nisa sayang banget sama kalian…
Ya udah, Ayah sama Bunda jangan sedih ya…! Nisa nggak
mau ngelihat Ayah sama Bunda sedih..
Oh iya, jika kalian kangen sama aku, kalian bisa
melihatku dilangit malam..
Bintang yang bercahaya biru itu adalah aku…
Ayah.. Bunda,, aku mohon banget..!
Jangan sedih, ya…
Janji ya, Ayah,,Bunda…
Nisa sayang kalian….’
- Nisa -
Bunda jatuh lemas, setiap airmata yang jatuh, ia
berusaha untuk mengusapnya dan berusaha untuk tersenyum…
“ Vit…ini surat
buat kita…!” kata Rizqi…
‘ Rizqi…. Vita…
Mungkin, sewaktu kalian baca surat ini, aku udah pergi
jauh dari kalian berdua..
Oh iya, aku juga nulis surat loh dibawah pohon persahabatan kita..
Kalian baca ya…!
Hmmm.. aku udah nggak tau, apa yang harus kutuliskan.
Aku udah kehabisan kata2..
Yang jelas, aku minta maaf, karena selama ini aku udah ngerepotin kalian..
Kalian jangan sedih, ya…
Aku sayang kalian…
- Nisa -
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sejak Rizqi dan Vita membaca surat dipohon
persahabatan, mereka berdua akhirnya bersama hingga bertunangan…
Ayah dan Bunda pun tidak lagi bersedih…
Karena mereka dapat melihat aku berkelip dilangit
menjadi bintang….
Sukaa :')
BalasHapusmakasih :')
BalasHapus