Langsung ke konten utama

Bintang biru itu, aku..!





Surya begitu cepat berlalu..

Begitu cepat berganti senja..
Pergantian itu kurasakan sangat cepat..
Bagaikan daun yang tertiup angin..
Sejak saat itu, sejuta rasa bersatu di hati ini..
Detik demi detik…
Bahkan hari demi hari ku hitung perlahan…
Apakah kematian itu akan merenggut semua milikku…???
Apakah mereka akan meninggalkan aku disaat aku membutuhkannya…???
Entah apa yang terlintas dipikiranku..
Rasa sakit ini semakin lama semakin melumpuhkan organ-organ tubuhku…
Ia merenggut semua harapanku..
Semua cintaku, dan semua yang menjadi impianku…
Mengapa ia datang disaat aku sedang diruang kebahagiaan…???
Apa orang sepertiku tak pantas mendapat kebahagiaan walaupun hanya sedetik kurasakan…???
Senja semakin terbenam..
Rembulan pun enggan muncul dari balik awan…
Hanya satu bintang yang tersenyum ramah kepadaku dimalam yang sunyi ini…
Dan hanya hembusan-hembusan angin yang menyapu dedaunan, seakan memecahkan kesunyian yang terjaga dimalam ini….

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“ Nis, kamu ngapain disini..?? udara malam ini dingin banget, kamu kan lagi sakit, seharusnya kamu istirahat dirumah. Tuh kan, apalagi sekarang kamu nggak pakai jaket, gimana kamu mau sembuh..???!” suara itu menghilangkan semua yang menjadi khayalanku…
Suara Rizqi benar-benar mengejutkanku…
Aku hanya diam tanpa suara sepatahpun.
Pandanganku tak pernah bergerak sedikitpun dari bintang yang cerah itu…
“ Bintang, sebentar lagi… aku akan menemanimu dilangit malam. Bintang, tunggu aku disana…!! Senyumlah kepadaku, jika nanti aku menghampirimu…”
Semakin lama perkataanku semakin tak karuan..
Entah apa yang sedang aku pikirkan..
Banyak sekali hal-hal yang berbaur dipikiranku…
Bahkan telah ada beribu-ribu kata yang melintas di pikiranku…
“ Nis, kamu ngomong apa sich..?? Nis, percaya dech sama aku kalau kamu pasti sembuh..!! aku yakin, semua penyakit itu bisa kamu kalahkan..! Nis, kamu dengar aku, kan…???”
Kata Rizqi… kekasihku…                       
Sambil memandangku dalam-dalam seakan ingin mencoba memahami apa yang sedang aku rasakan..
“ Rizqi, kalau saja penyakit ini nggak bisa terobati dan aku akan pergi jauh… jauh sekali, meninggalkan kamu. Janji ya sama aku, kalau kamu nggak akan sedih..! Qi… kamu janji ya…???” kataku sambil meneteskan air mata yang tak dapat ku bendung.
Rizqi pun segera mengusap air mata yang Setetes demi setetes membasahi pipi ini.
“ iya.. aku janji kalau aku akan selalu ada bersamamu. Udah ya, kamu nggak boleh nangis lagi..! senyum dong..!! “
Mendengar kata-kata itu, hatiku menjadi sedikit damai..
Akupun tersenyum untuknya dan untuk sahabatku –Bintang- yang selalu hadir disetiap malam-malamku yang beku ini..
Aku dan Rizqi melangkahkan kaki melewati parit-parit kecil disepanjang jalan dan menelusuri rerumputan di sudut-sudut jalan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dear, Diary…
Ini adalah pertama kalinya aku menulis di buku harian. Diary ini adalah pemberian dari Vita, sahabatku. Aku bernama Nisa, umurku 15 tahun. Aku memutuskan untuk mengisi diary ini, karena semakin lama aku merasa sendiri. Semakin lama dunia ini semakin kosong dan hampa, dan aku terjabak didalam kegelapan tanpa setitik cahaya yang memancar kearahku. Aku bingung, apa yang harus kulakukan disaat-saat terakhirku ini.
Ku hanya dapat merangkai kata-kata yang selalu terlintas dibenakku ini. Sudah sekitar 4 tahun, aku menderita penyakit leukimia. Tak ada seorangpun yang mengetahui tentang penyakitku ini, kecuali Rizqi, kekasihku. Ia selalu ada disaat aku membutuhkannya. Tetapi, akhir-akhir ini, sakit ini semakin lama semakin membuatku merasa gelisah dan bimbang. Dokter juga bilang, kalau penyakit ini tak akan bertahan lama, dan waktu ku hanya tinggal beberapa bulan saja.
Walau bagaimanapun juga, aku tidak mau sampai ayah dan bunda tahu tentang penyakitku ini.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku.
“ Nisa, kamu sedang apa..?? bisa buka pintunya sebentar, ada hal penting yang mau ayah bicarakan sama kamu…”
Ternyata suara yang terdengar itu adalah suara ayah. Tanpa pikir panjang, aku langsung menutup diaryku dan membuka pintu kamarku.
“ ada apa, yah..?? “ tanyaku dengan heran sambil melihat wajah ayah yang penuh dengan keseriusan.
“ Nis, tolong jawab pertanyaan ayah dengan jujur. Kata bunda, kamu selalu saja keluar dimalam hari..??”
Pertanyaan ayah membuatku bingung dan terdiam sejenak.
Entahlah kata-kata apa lagi yang harus ku ucapkan untuk berbohong pada ayah?
Saat ini, hatiku meronta dan menangis karena sudah cukup banyak aku membohongi ayah dan bunda, ingin rasanya untuk jujur, tetapi aku tidak akan pernah untuk melakukannya karena aku tidak mau melihat kebahagiaan orang tuaku hilang hanya karena, aku..!!
Lamunanku dibuyarkan oleh suara ayah yang sedang memanggilku berulang-ulang..
“ hmm.. ayah… maaf kalau selama ini aku sudah buat ayah sama bunda repot, tapi kalau malam hari,, aku Cuma pergi ketaman kok, yah..! itu juga selalu ditemani oleh Rizqi. Ayah tenang aja, ya..! aku nggak bakalan berbuat yang macam2 kok, aku bisa jaga diri aku,,! Aku ketaman , Cuma pengin lihat bintang. Disana pemandangannya indah kalau setiap malam, yah! Jadi, nggak ada yang perlu ayah khawatirin dari aku! Ayah tenang aja,ya! Percaya deh sama Nisa! “ aku berusaha untuk memberi penjelasan kepada ayah supaya ayah tidak  mencurigaiku.
“ ya udah, ayah percaya kok sama kamu. Kamu nggak berangkat ke sekolah, Nis..?? kayaknya Rizqi udah datang deh, dia lagi diluar nunggu kamu..!”
“ oh, rizqi udah datang ya, yah..?? ya udah deh, aku berangkat sekolah dulu! Dah…ayah..!”
Kataku sambil meraih tas yang kuletakkan dikasur, lalu aku memeluk ayah dengan erat.
Kuturuni anak2 tangga yang berbaris dan aku melihat rizqi sedang berbicara sangat akrab layaknya anak dengan ibu.
“ aku nggak salah memilih kamu, qi..!” kata hati kecilku.
Sesampainya diruang tamu, aku memeluk bunda dan mengucapkan selamat tinggal.
“ bunda, aku sama rizqi berangkat sekolah dulu ya, bunda..!”
“ iya, sayang..hati-hati ya, dijalan! Rizqi, tante nitip Nisa, ya..?” kata bunda yang sangat mengkhawatirkanku.
“ ih, bunda.. apa2an sih, aku kan udah gede..! masa, udah mau 16 tahun, aku nggak bisa jaga diri sendiri sih. Lagian, emangnya aku barang dagangan apa, yang bisa dititipin..?! ugh, bunda gimana sih? Ya udah, aku berangkat ya, nanti telat!”
“ tante, Rizqi permisi dulu..” kata rizqi yang mengakhiri percakapan ku dengan bunda.
Lalu, mobilku melaju dengan kecepatan tinggi karena sudah hampir telat.
Sesampainya disekolah..
Vita memegang rambutku. Tiba-tiba, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Rambutku rontok, apa ini tandanya…??
“ Nisa, rambut elo…??? “
Tanya vita dengaan heran. Aku sama sekali tak memperdulikan  pertanyaan vita. Saat itu juga, aku segera berlari meninggalkan Vita seorang diri. Semua pandangan beralih kepadaku, semua mata menatapku tajam dan penuh keheranan. Aku sudah tak memperdulikan mereka..
Aku masih berlari, berlari dan terus berlari menuju taman belakang.
Aku bersandar pada sebuah pohon persahabatan…
Tak kuasa, aku meneteskan air mata ini..
Setetes demi setetes berjatuhan membasahi pipi ini, bagai gerimis yang membasahi bumi.
Pikiranku kosong dan melayang tak tentu arah..
Harus dimana lagi kupijakan kaki ini..??
Harus dimana lagi kurebahkan tubuh ini…??
Kuambil selembar kertas yang ada dalam tasku..
Ku goreskan tinta ini membentuk suatu rangkaian kata-kata perpisahan.

‘ untuk sahabat dan kekasihku…
Aku yakin, pasti kalian nggak akan lupa sama pohon persahabatan kita..
Disini, pertama kalinya loh kita bersahabat dan berjanji akan selalu bersama. Kalian ingat kan..??!
Mungkin, disaat kalian baca surat ini…
Aku udah nggak ada bersama kalian lagi untuk selamanya..!
Maafin aku ya, selama ini aku selalu ngerepotin kalian berdua. Aku juga mau ngucapin makasih banget buat kalian, karena  kalian udah mau bersahabat dengan aku yang penyakitan ini..
Kalian nggak boleh nangis ya, kalau nanti aku pergi jauh,,!
Kalian jangan sedih, anggap aja kalau aku lagi ngambek terus pergi nggak jelas kemana..!
Pokoknya, aku nggak mau ngeliat kalian sedih…!
Ingat, kalau kalian kangen sama aku..
Kalian datang aja ditempat terakhirku. Disana, kalian tatap 2 bintang yang berkelap kelip memancarkan sinarnya…
Dan bintang yang bersinar kebiruan itulah aku, sedangkan disebelahnya adalah temanku disurga. Udah ya, Cuma ini aja yang bisa aku ucapin ke kalian berdua, kalian yang akur ya..!
Moga-moga aja kalian bisa bersama..!
Hmm.. Rizqi, aku Cuma mau ngasih tau kalau vita itu sayang banget sama kamu..!
Tapi, karena kamu udah jadian sama aku duluan, jadinya dia mendam perasaannya deh, sampe sekarang,,!
Aku percaya kok sama kamu, Qi..!
Kalau kamu bisa ngebahagiain sahabatku, vita…!’
- Nisa -

“ eh, elo lihat Nisa nggak…??” tanya Vita kepada salah satu temanku disekolah.
“ oh, Nisa..? tadi, gue lihat dia lari kearah taman gitu, deh..!” jawab andre, teman sekelasku.
Mendengar aku berada ditaman, Vita langsung berlari menuju taman dibelakang sekolah.
Setelah selasai aku memendam suratku dibawah pohon persahabatan ini. Tiba2, aku terkejut dengan kedatangan Vita yang sedang berada dibelakangku.
“ Nis, elo ngapain disini..? gue puyeng nih nyariin elo, mana cape banget lagi..! elo ngubur apaan tuch..??” tanya Vita sambil melihat-lihat tanah yang habis ku rapikan kembali.
“ oh itu, gue ngubur rambut gue yang rontok tadi..! emang kenapa..?” jawabku singkat.
“ elo kok enteng banget sih ngomongnya..? hmm..maafin gue ya, tadi gue benar2 nggak sengaja..! gue juga nggak tau kalau bakalan kayak begini jadinya..!” kata Vita sambil memelukku. Aku segera melepaskan pelukan Vita.
“ udah ah, kok jadi elo sih yang cengeng..! nyantai aja, vit. Gue nggak apa2 kok. Jangan berlebihan deh..! oh iya, 3 hari lagi gue ultah nih, elo mau ngadoin apa ke gue..??” kataku.
“ kado..?? kado apa ya..?? upzz.. kayaknya nggak ada kado-kadoan deh..! dirayain nggak…??”
“ ya nggaklah, emang harus ya..?? gue malas, ah..! ya udah, kita ke kelas, yuk..!”
“ tapi, gimana sama rambut elo..??”
“ ah, Cuma dikit doang. Nggak bakalan kelihatan..! yuk..!”
Aku melangkah bersama Vita melewati lorong2 sekolah yang sangat panjang.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Detik demi detik kuhitung mundur..
Hari demi hari telah kulalui bersama orang2 yang kusayang..
Hari ini tanggal 20 juni, adalah hari ulang tahunku yang ke-16 tahun..
Aku bahagia sekali tetapi, aku merasa kalau waktuku tidak akan bertahan lama…
Selama ini, aku tidak melakukan terapi apapun yang dianjurkan dokter, karena menurutku melakukan terapi hanya membuang2 waktu saja..
Dan, cepat atau lambat aku akan pergi dengan membawa penyakit ini..
Pagi ini, aku merasakan suatu hal yang berbeda dari biasanya. Mentari seakan enggan menyinari pagi ini. Dan, burung2 pun semua terdiam membisu tanpa kicauan2nya..
Lagi2 pikiranku melayang jauh..
Entah apa yang sedang kulamunkan..??
Tiba2, ku mendengar suara motor Rizqi dari kejauhan. Kulihat dari balik jendela, ternyata Rizqi dengan Vita. Mereka terlihat akrab sekali. Dan, pintu pun terketuk dengan perlahan. Saat ku hendak beranjak dari kursi ini,,
Tiba-tiba….. PRANG..!!!
Tanpa sadar, aku terjatuh dan bingkai foto yang terletak disampingku terhempas hingga pecah berkeping-keping..
“ Nis, Nisa..!!! kamu kenapa..??! Nis, bangun…!!” kata Vita sambil menggoyangkan tubuhku. Akupun tersadar dari tidur yang singkat.
“ Vi..Vita..A..aku dimana..??” aku tak bisa bicara dengan lancar.
Tenggorokanku seakan terjepit. Mataku sudah tak jelas untuk melihat… tubuhku lemah seakan tak berfungsi lagi…
“ Vi..Vita…aku dimana..?? jawab Vita..!” aku memaksa Vita untuk menjawab pertanyaanku..
“ Nis, kenapa elo nggak ngomong sama gue tentang penyakit ini..!!”
Vita tak dapat menahan tangisnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya..
Sesekali ia mengusap air mata yang membasahi pipinya yang mungil itu..
“ Vit, elo kok nangis sih..?? ya ampun, Vit..gue nggak sakit apa2 kok..! gue sehat2 aja, elo nggak lihat apa..?! lagipula, tadi gue Cuma sedikit pusing terus pingsan deh..! nggak napa2 kok..! loe tenang aja..!” kataku dengan nada yang sangat lemah..
“ elo jahat ya, Nis..?! gue udah tau semuanya tentang elo dari Rizqi..!!”
Vita tak dapat melanjutkan kata2 yang terlintas dipikirannya, ia hanya terdiam dan menangis.
“ oh, masalah itu. Kenapa sih dianggap serius banget? Ini Cuma penyakit ringan aja kok, nanti juga sembuh..!”
“ Nis, elo tuh ya..!! selalu aja ngentengin masalah yang bener2 serius. Gue nggak mau kehilangan elo, Nis..! kita semua tuh sayang sama elo..! apa masalah ini, udah elo ceritain sama ayah bunda elo..? oh iya, selamat ulang tahun ya, Nis..!” kata Vita sambil meraih tangan kananku untuk dijabatnya.
“ Thank’s ya, Vit..! eh.. jangan..jangan..jangan..! gue nggak mau orangtua gue sampai tau masalah penyakit ini., gue nggak mau ngerepotin mereka. Biarin nanti gue pergi tanpa beban sedikitpun..! gue nggak mau ngeliat mereka sedih, Vit.. please, gue mohon sama elo..! Cuma elo dan Rizqi yang tau tentang masalah ini..” kataku sambil memohon.
“ tapi..”
“ udah ah, nggak usah pakai tapi2an..! oh iya, Rizqi kemana..?”
“ dia lagi pergi. Ya udah, elo istirahat dulu gih..! biar keliatan fit lagi..! gue balik ya..? elo nggak apa2 kan gue tinggal..?”
“ ya, nggak apalah..! hati2 yaa..!”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di keremangan Rembulan, aku duduk dengan tubuh yang sangat lemah. Kupandangi langit ini, seperti biasa hanya ada satu bintang yang selalu setia hadir dimalam yang sesunyi ini. Hanya hembusan angin yang selalu mengugurkan daun-daun kering dan menusuk tulangku. Aku berusaha untuk meraih kertas dan bolpoin yang terletak dimeja riasku. Ku tulis 2 buah surat untuk ayah-bunda dan untuk Rizqi-Vita..
Tiba2, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku..
Kupaksakan diriku untuk melangkah menghampiri pintu..
Ku buka pintu secara perlahan2..
Oh..GREAT..!!!!
Ayah, Bunda, Rizqi dan Vita datang dengan membawa kue tart yang bertuliskan “ Happy Birthday’s Nisa “.
Tanpa terasa, air mata ini telah terjatuh membasahi pipi..
Satu persatu, mereka memberi ucapan selamat kepadaku..
Selesai itu semua, aku mengajak Rizqi ke taman untuk menemui sahabatku – Bintang -..
“ Qi…anterin aku yuk..!” kataku dengan menggandeng tangan Rizqi..
“ kamu mau kemana sih..? udah malam begini..!” jawab Rizqi.
“ aku mau ketaman tapi aku Cuma mau lihat bintang kok, terus aku juga pengin berduaan sama kamu..” kataku dengan nada yang sedikit manja.
“ ya udah, ayo..! hmmm.. tante, om, Rizqi mau ngajak Nisa ketaman dulu..!”
“ iya, hati2 ya, Qi..!” kata bunda..
Sesampainya di taman, aku langsung memandangi langit..
Bintang itu tersenyum padaku..
Aku ingat akan satu hal..
Jika bintang itu tersenyum, aku akan menghampirinya dan akan bersamanya menyinari jagad raya ini..
“ hei. Kamu kok diam aja..! kamu marah sama aku, gara2 aku ngasih tau tentang kamu ke Vita..??” tanya Rizqi dengan lembut..
“ ya enggaklah. Aku fine-fine aja kok..! hmm..Rizqi, aku mau nanya sama kamu..”
“ Mau tanya apa..??”
“ kalau seandainya aku pergi jauh meninggalkan kamu dan semua yang telah menjadi miliku, apa kamu akan tetap menyayangiku..??”
“ kamu ngomong apaan sih..? ya jelaslah, aku akan tetap sayang sama kamu..! FOREVER…jelas..?!” kata Rizqi sambil mencium keningku..
“ Makasih ya, Rizqi. Hmm.. aku mau kasih kamu sesuatu..! ini..” kataku sambil mengulurkan 2 buah amplop yang berisi surat untuk ayah-bunda dan Rizqi-Vita.
“ apa ini, yank..??”
“ ini surat buat kamu dan Vita, terus satu lagi buat ayah dan bunda.. tapi bacanya pas aku udah pergi, ya..??”
“ kamu ngomong apa sih…?”
“ udahlah, nggak usah dibahas lagi. Rizqi, aku boleh bersandar dibahu kamu nggak..? aku capek nih…!”
“ ya bolehlah…”
Hanya kata-kata itu yang menjadi kata terakhirku. Disanalah, aku menghembuskan nafasku yang terakhir dan memandangi langit malam yang mungkin tak akan bisa kupandangi lagi..
“ Nis, kita pulang yuk’! udah malam, kamukan lagi sakit..! Nis.. Nis.. bangun..! Nis, bangun. Nis…!!”
Rizqi menguncang2kan tubuhku yang sudah terbujur kaku. Saat itu, ia menyadari kalau aku telah pergi jauh bersama bintang..
Ia langsung teringat suatu kata yang pernah aku ucapkan..
‘Lihatlah bintang dilangit, jika dilangit ada dua bintang, bintang yang bercahaya biru, itulah aku – kekasihmu -…’
Rizqi langsung memandangi langit malam ini dan terlihat terdapat dua bintang yang saling berkelap-kelip menyinari malam ini..
Terlihat, terdapat salah satu bintang yang cahayanya berwarna biru. Ia langsung meneteskan airmata dan mengucapkan..
“ Selamat Tinggal “ kepadaku..
“ Nis, aku akan selalu sayang sama kamu dan kamu akan selalu ada dilubuk hatiku, walau nanti aku akan mendapatkan seseorang, tetapi, hanya kamulah yang benar2 ku cinta..! selamat jalan, sayangku..!!”
Itulah kata2 yang Rizqi ucapkan kepadaku. Dan, aku berlahan2 menghilang bersama bintang…

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Seusai pemakaman, Rizqi memberikan surat terakhirku..
“ Om, tante, ini surat terakhir dari Nisa. Sebelum Nisa pergi, dia nitip surat ini ke Rizqi…”
Rizqi langsung memberikan surat itu..
Dibukanya dengan perlahan surat itu..
‘ Ayah… Bunda…
Nisa minta maaf,, selama ini, udah banyak bohongin ayah sama bunda…
Bukan maksud Nisa untuk menutupi semuanya, tapi Nisa benar2 nggak mau bikin repot Ayah sama Bunda…
Aku nggak mau karena penyakitku, semua orang kasihan padaku…
Ayah… Bunda… Nisa sayang banget sama kalian…
Ya udah, Ayah sama Bunda jangan sedih ya…! Nisa nggak mau ngelihat Ayah sama Bunda sedih..
Oh iya, jika kalian kangen sama aku, kalian bisa melihatku dilangit malam..
Bintang yang bercahaya biru itu adalah aku…
Ayah.. Bunda,, aku mohon banget..!
Jangan sedih, ya…
Janji ya, Ayah,,Bunda…
Nisa sayang kalian….’
- Nisa -

Bunda jatuh lemas, setiap airmata yang jatuh, ia berusaha untuk mengusapnya dan berusaha untuk tersenyum…
“ Vit…ini surat buat kita…!” kata Rizqi…
‘ Rizqi…. Vita…
Mungkin, sewaktu kalian baca surat ini, aku udah pergi jauh dari kalian berdua..
Oh iya, aku juga nulis surat loh dibawah pohon persahabatan kita..
Kalian baca ya…!
Hmmm.. aku udah nggak tau, apa yang harus kutuliskan. Aku udah kehabisan kata2..
Yang jelas, aku minta maaf, karena  selama ini aku udah ngerepotin kalian..
Kalian jangan sedih, ya…
Aku sayang kalian…
- Nisa -

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sejak Rizqi dan Vita membaca surat dipohon persahabatan, mereka berdua akhirnya bersama hingga bertunangan…
Ayah dan Bunda pun tidak lagi bersedih…
Karena mereka dapat melihat aku berkelip dilangit menjadi bintang….


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau tidak sedang berlomba dengan siapapun

Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan. Tidak ada. Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada. Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa. Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya

Apakah mencintaimu harus sesakit ini ??

 Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah satu-satunya wanita yang masih bertahan ketika aku tahu bahwa cintaku telah kau khianati ? Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah wanita yang rela tersakiti demi mempertahankan hubungan kita ?? Aku, aku adalah wanita yang rela menahan pedih ketika keegoisanmu muncul ,, Aku adalah wanita yang menerimamu apa adanya ,, Tahukah kamu ??? TAHUKAH KAMU ?????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku seakan-akan ingin berteriak dihadapan mu ! tolong sadar ! aku adalah wanita yang selalu mencintaimu dengan tulus, mencintai segala kekuranganmu ! Terkadang aku berfikir, kenapa aku bisa mencintaimu ??? seseorang yang jelas2 bukan termasuk dalam tipe pangeran idamanku, bukan hanya aku yang bertanya, bahkan semua orang bertanya kenapa aku bisa mencintaimu ?? dan aku hanya bisa menjawab " aku mencintaimu tanpa alasan", ya, aku mencintaimu tanpa alasan. pelampiasankah ?? TIDAK ! aku memang pernah mencintai seseorang sebelum kamu, dan aku memang

Tentang Wanita

"Kamu lebih dari aku, aku khawatir" Awalnya sering melihat tulisan ini di timeline, entah itu Instagram atau Line. Sempat berpikir kenapa sih viral banget. Tulisannya kirta-kira seperti ini. Ngga ada tebu yang kedua kepalanya itu manis.  Kalau kamu memilih bersama dengan wanita karir yang bekerja, kamu perlu menerima bahwa ia tidak bisa di rumah membersihkan rumah. Kalau kamu memilih bersama dengan ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima bahwa ia tidak menghasilkan uang. Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima bahwa ia bergantung padamu dan tidak mandiri. Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani, kamu harus menerima bahwa ia keras kepala dan memiliki pemikiran sendiri. Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima bahwa pengeluaran yang ia keluarkan juga banyak. Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat, kamu harus menerima bahwa ia keras dan tak terkalahkan. Tidak ada wanita