Langsung ke konten utama

Seminggu Setelah Kepergianmu

tak ada lagi kamu yang memenuhi kotak inbox di handphone-ku. tak ada lagi sapamu sebelum tidur yang membuncah riuh ditelingaku. tak ada lagi genggaman tanganmu yang menguatkan setiap langkahku. tak ada lagi pelukanmu yang meredam segala kecemasan. tanpamu ... semua berbeda dan tak lagi sama.

aku membuka mata dan berharap hari-hariku berjalan seperti biasanya, walau tanpamu, walau tak ada kamu yang memenuhi hari-hariku. seringkali aku terbiasa melirik ke layar handphone, namun tak ada lagi ucapan selamat pagi darimu dengan beberapa emote kiss yang memasok energiku. pagi yang berbeda. ada sesuatu yang hilang.

lalu, aku menjalani semua aktivitasku, seperti biasa, kamu tentu tahu itu. dulu, kamu memang selalu mengerti kegiatan dan rutinitasku. namun, sekarang tak ada lagi kamu yang berperan aktif dalam siang dan malamku. tak ada lagi pesan singkat yang mengingatkan untuk menjaga pola makan ataupun menjaga kesehatan. bukan masalah besar memang, aku mandiri dan sangat tahu hal-hal yang seharusnya aku lakukan. tapi ... kamu tentu tahu, tak mudah mengikhlaskan perpisahan.

rasa ini begitu absurd dan sulit untuk dideskripsikan. kamu membawa jiwaku melayang ke negeri antah-berantah, dan mengasingkan aku ke dunia yang bahkan tak kuketahui. aku bercermin, memerhatikan setiap lekuk wajahku dan tubuhku. aku tak mengenal sosok dalam cermin itu. tak ada aku dalam cermin yang kuperhatikan sejak tadi. aku berbeda dan tidak lagi mengenal siapa diriku. seseorang yang kukenal didalam tubuhku kini menghilang secara magis setelah kepergianmu. kamu merampas habis cinta yang kupunya, melarikannya ke suatu tempat yang sulit kujangkau. entah dimana aku bisa menemukan diriku yang telah hilang itu. entah bagaimana caranya mengembalikan sosok yang kukenal itu ke dalam tubuhku. aku kebingungan dan kehilangan arah.

ingin rasanya aku melempari segalam macam benda agar bisa memecahkan cermin itu. agar aku tak bisa lagi melihat diriku yang tak lagi kukenal. agar aku tak perlu menyadari perubahan yang begitu besar terjadi setelah kehilanganmu. aku bisa berhenti mempercayai cinta jika terlalu sering tenggelam dalam rasa frustasi seperti ini. aku mungkin akan berhenti mempercayai lawan jenis dan segala janji-janji tololnya. siksaanmu terlalu besar untukku, aku terlalu lemah untuk merasakan semua rasa sakit yang telah kausebabkan.

aku benci perpisahan. entah mengapa dalam peristiwa itu harus ada yang terluka, sementara yang lainnya bisa saja bahagia ataupun tertawa. kamu tertawa dan aku terluka. kita seperti saling menyakiti, tanpa tahu apa yang patut dibenci. kita seperti saling memendam dendam, tanpa tahu apa yang harus dipermasalahkan.

aku menangis sejadi-jadinya, sedalam-dalamnya, atas dasar cinta. kamu tertawa sekeras-kerasnya, sekencang-kencangnya, atas dasar ... entah harus kusebut apa. aku tak pernah mengerti jalan pikiranmu yang terlampau rumit itu. aku merasa sangat kehilangan, sementara kamu dalam hitungan jam telah menemukan yang baru. bagaimana mungkin aku harus menyebut semua adalah wujud kesetiaan? begitu sulitnya aku melupakanmu, dan begitu mudahnya kamu melupakanku. inikah caramu menyakiti seseorang yang tak pantas kau lukai ?

jam berganti hari, dan semua berputar .. tetap berotasi. aku jalani hidupku, tentu saja tanpa kamu. kamu lanjutkan hidupmu, tentu saja dengan dia. aku tak menyangka, begitu mudahnya kamu menemukan pengganti. begitu gampangnya kamu melupakan semua yang telah terjadi. aku hanya ingin tahu isi otakmu saja, apa kamu tak pernah memikirkan mendung yang semakin menghitam dihatiku? atau .. mungkin saja kau tak punya hati ?

tak banyak hal yang bisa kulakukan, selain mengikhlaskan. tak ada hal yang mampu kuperjuangkan, selain membiarkamu pergi dan tak berharap kamu menorehkan luka lagi. aku hanya berusaha menikmati luka, hingga aku terbiasa dan menganggapnya tak ada. kepergianmu yang tak beralasan, kehilangan yang begitu menyakitkan, telah menjadi candu yang kunikmati sakitnya.

aku mulai suka air mata yang seringkali jatuh untukmu. aku mulai menikmati saat-saat nafasku sesak ketika mengingatmu. aku mulai jatuh cinta pada rasa sakit yang kau ciptakan selama ini.

terima kasih.

dengan luka seperti ini. dengan rasa sakit sedalam ini. aku jadi tambah sering menulis. lebih banyak dari biasanya.

aku semakin percaya, bahwa Kahlil Gibran butuh rasa sakit agar ia bisa menulis banyak hal.

sama seperti aku, butuh rasa sakit agar bisa lancar menulis ... terutama yang bercerita tentangmu.

:: Dwitasari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau tidak sedang berlomba dengan siapapun

Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan. Tidak ada. Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada. Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa. Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya

Lirik The person I will love 내가 사랑할 사람 – 이슬비 – Lee Seul Bi OST My Girlfriend is a Gumiho Hangul, English Translation dan Terjemahan Bahasa Indonesia

  Lirik Lagu iksukji anhjyo ireon moseube nareul boyeo juneun ke cheoeuminikka honja kyeondigo chama naegien neomu wirobgo himdeul daneungeol alasseunikka byeonmyeong gataseo neol gidarineun ke budamjuki silheunde jakkuman buljabke dwae naega saranghal saram nareul barabwajukil nae moseubi dareuke boyeodo gateun mam inikka neoreul majubogien yongginajin anhjiman nareul saranghaejwoyo dwidolabwa jwoyo yoksim gataseo neol gajiryeoneun ke kamchuryeogo haebwado jakkuman keureohke dwae naega kidarin saram keuke baro neoigil honjaseoneun aereul sseoboado kkumingeol anikka neoreul saranghagien bujokhangeol aljiman nareul saranghaejwoyo keukae dolryeo bwayo na honja mal mothamyeon huhuidwilkkabwa ne maeumeul ijeneun bogo sipeunde naega saranghal saram nareul barabwajugil nae moseubi dareuge boyeodo gateun mam inikka neoreul majubogien yongginajin anhjiman nareul saranghaejwoyo dwidolabwa jwoyo Hangul 익숙지 않죠 이런 모습에 나를 보여 주는 게 처음이니까 혼자 견디고 참아 내기엔 너무 외롭고

Tentang Wanita

"Kamu lebih dari aku, aku khawatir" Awalnya sering melihat tulisan ini di timeline, entah itu Instagram atau Line. Sempat berpikir kenapa sih viral banget. Tulisannya kirta-kira seperti ini. Ngga ada tebu yang kedua kepalanya itu manis.  Kalau kamu memilih bersama dengan wanita karir yang bekerja, kamu perlu menerima bahwa ia tidak bisa di rumah membersihkan rumah. Kalau kamu memilih bersama dengan ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima bahwa ia tidak menghasilkan uang. Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima bahwa ia bergantung padamu dan tidak mandiri. Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani, kamu harus menerima bahwa ia keras kepala dan memiliki pemikiran sendiri. Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima bahwa pengeluaran yang ia keluarkan juga banyak. Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat, kamu harus menerima bahwa ia keras dan tak terkalahkan. Tidak ada wanita