Aku ingin menceritakannya sekali lagi, rasa yang begitu indah ini kian menyusut bersama gemericik hujan di Februari ini. Tiga bulan sejak aku mengawali kesendirianku. Aku berpijak menghentakkan kaki dibumi berharap semua harap dan rasa cinta ini bisa sirna seketika. Aku tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan selama tiga bulan ini setelah kepergianmu. Keputusan ku sudah bulat, maaf aku meninggalkanmu.
Pernah suatu malam kau bilang bahwa kau masih mencintaiku, aku pun sudah mati rasa mendengar ucapan mu itu. Entah mengapa hati ini bisa semudah mati ketika mengingat dirimu. Sudah tidak ada lagi peduliku untukmu, tuan. Maafkanlah.
Aku hanya berpesan, ketika kamu menemukan wanita lain yang mampu mencintaimu seperti aku dulu, hargailah. Bersyukurlah. Dan berterimakasihlah kepada semesta. Aku pun turut bahagia. Aku masih tidak bisa membuka hati untuk orang lain, tuan. Kisah kita terlalu membekas dan menggoreskan luka yang mendalam. Aku bingung untuk memulai bersama orang lain itu seperti apa. Bahkan aku pun lupa caranya memperdulikan orang lain.Aku hanya wanita yang cukup tegar hatinya, dengan masa lalu kita yang kita rangkai baik baik kini hilang bersama hembusan embun dipagi hari dan tenggelam bersama bulan yang bersinar dan tidak terlihat karna munculnya mentari. Aku cukup menangisi mu malam itu saja, aku panggil namamu merintihpun aku lakukan ketika sakit hati ini semakin menusuk.
Kamu tahu salahmu dimana hingga buat ku mati rasa? Coba renungkanlah dengan siapa saja kamu macam-macam! Ah, sudahlah lupakan karna percuma aku tidak mau merusak semuanya. Cukup diriku yang menahan segala racun yang kamu tuangkan kedalam mulutku secara perlahan mencoba membunuh diriku tapi tanpa kamu sengaja perbuatanmu kini yang mematikan ku.
Ingin teriak ditelinga kalian yang sudah mencabik hatiku. Kamu dengar tidak teriakan itu bentuk kekecewaan ku yang tidak akan ada habisnya menyayangkan apa yang sudah terjadi dulu sebelum ku mengetahui nya. Kamu jaga skandal mu selama berbulan-bulan yang buat ku tiba-tiba merasa kok kamu buat ku jijik sih. Haha gila memang. Sangat gilaaaaak. Aku malu pernah mencintaimu. Hanya kata itu yang ada dipikiranku sampai saat ini.
Sudah lah sudah, bawa saja semua rasa bersalahmu. Mungkin aku hanya perempuan yang banyak kurangnya hingga kamu meminta lebih dengannya. Kemarilah, mungkin aku akan memelukmu dan takan ada temu lagi setelah ini. Biarpun hilang, lalu diizinkan Tuhan untuk memberi kesempatan, ingatlah pasti akan berbeda dari biasanya. Bila biasanya kau pernah tidak sungguh-sungguh mencintai, mungkin dikesempatan kedua kamu akan merasakan bagaimana rasanya cinta mati. hingga terasa ingin mati.
Dariku, masa lalu mu.
🥺🥺🥺
BalasHapus