Ketika kau mencintai perempuan, cintailah ia melebihi cintamu pada fisiknya.
Serupa nilainya yang lebih dari sekedar apa yang mata kalian pandangi; segala hal yang menempel pada tubuhnya.
Perempuanmu bukan perempuan sekedarnya. Jangan anggap ia tak punya mimpi. Sehingga kau tak pernah menghargai segala jerih payahnya berproses ke depan. Jangan menganggapnya rendah. Hanya karena kau merasa berderajat lebih tinggi.
Serupa nilainya yang lebih dari sekedar apa yang mata kalian pandangi; segala hal yang menempel pada tubuhnya.
Perempuanmu bukan perempuan sekedarnya. Jangan anggap ia tak punya mimpi. Sehingga kau tak pernah menghargai segala jerih payahnya berproses ke depan. Jangan menganggapnya rendah. Hanya karena kau merasa berderajat lebih tinggi.
Perempuanmu bukan
perempuan sekedarnya. Menemanimu, ia ingin. Membersamaimu, ia mau. Hidup dan
menjadi pasanganmu, ia bersedia. Namun jangan jadikan itu alasanmu untuk tidak
memberinya pilihan yang lain. Tentu saja, pilihannya perlu untuk kau pentingkan
juga.
Perempuanmu bukan
perempuan sekedarnya. Memerhatikanmu, ia akan sukarela. Berceloteh perihal mengkhawatirkanmu,
ia tidak akan jera. Maka jangan menyuruhnya tidak lagi bersuara. Duniamu akan
sepi, seperti tak berpenghuni lagi.
Perempuanmu bukan
perempuan sekedarnya. Ia bukan hanya perihal lekuk pada dirinya. Ia bukan
perihal dada dan segala pada tubuhnya. Ia istimewa. Lebih jauh dari apapun yang
pernah kau pikirkan tentang cantik dan mulia.
Perempuanmu bukan
perempuan sekedarnya. Ia ratu dalam sebuah kerajaan, dimana kau adalah
pemimpinnya. Maka selayaknya seorang raja yang hendak dianggap raja, perlakukan
ia selayaknya seorang ratu, bukan pembantu.
Perempuanmu bukan
perempuan sekedarnya. Cintanya tak akan cukup kau tampung dalam lautan mimpi
masa depanmu. Karena itu lebih luas dan lebih dalam, kau bahkan tak akan
sanggup membayangkan.
Komentar
Posting Komentar