Langsung ke konten utama

Tak kutemukan bahagia itu


Sejenak saja rasanya aku ingin keluar dari rasa yang terus saja mencoba menjejali hari. Aku bosan terus-terusan terjerumus dalam rasa kehilangan. Apalagi jika itu kamu yang menjadi alasan dari setiap ingatan. Aku juga bosan untuk terus menerus menghadapi rasa rindu bercampur muak dengan segala anganmu yang seolah tak pernah berhenti untuk menghantui.

                Entahlah, aku sama sekali tak tau apa yang kini kurasa. Jika boleh diibaratkan, aku seperti seorang anak kecil yang kehilangan arah. Bingung, linglung. Meski aku terlihat menerima, tapi ingatlah, aku belum bisa mengerti tentang semua hal yang terjadi. Walaupun aku terlihat baik-baik saja, namun sebenarnya luka ini masih ada. Masih terbuka begitu lebar dan tak tahu sampai kapan Tuhan akan menyembuhkannya. Jika aku ditanya, apakah aku masih berdarah-darah menangisimu? Jawabannya TIDAK. Namun, jika aku kembali ditanya apakah aku sudah menemukan bahagia di hati yang baru? Jawabannya juga tentu TIDAK. Seperti tahu betul kelemahanku, semesta selalu saja menghadirkan bayangmu. Melauli setiap kenangan yang tidak sengaja terputar ulang di alir otakku.

                Semakin aku merasa ini tak adil, semakin perih aku menerimanya. Bagaimana bisa aku tak mampu untuk tidak terus memperjuangkanmu, sementara kamu disana sudah jauh berlalu. Di satu sisi aku enggan dengan ketidak pastianmu, namun disisi lain aku juga tak bisa merelakanmu. Di satu sisi yang sama, aku juga bertanya mengapa bahagiamu bukan aku?

                Terkadang, aku pun mentertawai diriku sendiri. Bagaimana bisa bahagia akan kudapati jika untuk membuka hati saja aku tak berani? Ya, tentu disisi lain aku ingin bahagia itu. Namun, disisi lain, tak ada yang pernah tau bahwa telah sejauh apa aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, dan kemudian menyatukannya untuk kuberikan pada hati yang kukira tepat. Lalu setelah sembuh,apakah harus kutemui lagi seorang tokoh antagonis yang dengan mudah menghancurkannya hingga lagi-lagi ada luka dan air mata?

                Menjadi seorang penyembuh pun percuma jika aku tidak mampu untuk menyembuhkan hatiku sendiri. Aku tau, tak baik jika aku terus menerus seperti ini. Dengan alasan yang  bagaimanapun, aku mengerti bahwa apapun yang memiliki awal pasti juga akan berakhir. Dimana ada pertemuan, tentu juga akan ada perpisahan. Hanya saja itu terserah tangan waktu yang akan mempertemukan.

                Bukan salahmu yang mungkin seperti tak mengerti tentang perasaan. Barangkali ini salahku yang terlalu cepat menjatuhkan hati pada waktu yang samasekali tidak tepat. Bukan seorang yang salah, namun memang kali ini aku memang harus mengalah. Kamu berhak atas bahagiamu, di duniamu yang baru tanpa pernah sedikitpun menyertakan aku.

                Dari sekian pasang telinga yang kerap mendengar tangisku, mungkin kini sudah bosan untuk memelukku. Apalagi kamu? Mungkin kamu juga telah muak jika kamu membaca setiap coretan tentang  luka dan air mata yang lagi-lagi berujung kamu. Mau dikata apa lagi? Jika memang kamu masih menjadi tokoh utama dari setiap cerita?

                Janjiku yang nomor satu, untuk berhenti cinta dan menyayangimu, aku mungkin belum bisa. Karena tak semudah itu menghilangkan rasa. Tapi kini, menyembuhkan hati yang luka sedang kucoba-coba. Maaf, bila saat ini yang kubutuhkan masih kamu di saat kamu sama sekali tidak merasakan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau tidak sedang berlomba dengan siapapun

Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan. Tidak ada. Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada. Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa. Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya

Lirik The person I will love 내가 사랑할 사람 – 이슬비 – Lee Seul Bi OST My Girlfriend is a Gumiho Hangul, English Translation dan Terjemahan Bahasa Indonesia

  Lirik Lagu iksukji anhjyo ireon moseube nareul boyeo juneun ke cheoeuminikka honja kyeondigo chama naegien neomu wirobgo himdeul daneungeol alasseunikka byeonmyeong gataseo neol gidarineun ke budamjuki silheunde jakkuman buljabke dwae naega saranghal saram nareul barabwajukil nae moseubi dareuke boyeodo gateun mam inikka neoreul majubogien yongginajin anhjiman nareul saranghaejwoyo dwidolabwa jwoyo yoksim gataseo neol gajiryeoneun ke kamchuryeogo haebwado jakkuman keureohke dwae naega kidarin saram keuke baro neoigil honjaseoneun aereul sseoboado kkumingeol anikka neoreul saranghagien bujokhangeol aljiman nareul saranghaejwoyo keukae dolryeo bwayo na honja mal mothamyeon huhuidwilkkabwa ne maeumeul ijeneun bogo sipeunde naega saranghal saram nareul barabwajugil nae moseubi dareuge boyeodo gateun mam inikka neoreul majubogien yongginajin anhjiman nareul saranghaejwoyo dwidolabwa jwoyo Hangul 익숙지 않죠 이런 모습에 나를 보여 주는 게 처음이니까 혼자 견디고 참아 내기엔 너무 외롭고

Tentang Wanita

"Kamu lebih dari aku, aku khawatir" Awalnya sering melihat tulisan ini di timeline, entah itu Instagram atau Line. Sempat berpikir kenapa sih viral banget. Tulisannya kirta-kira seperti ini. Ngga ada tebu yang kedua kepalanya itu manis.  Kalau kamu memilih bersama dengan wanita karir yang bekerja, kamu perlu menerima bahwa ia tidak bisa di rumah membersihkan rumah. Kalau kamu memilih bersama dengan ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima bahwa ia tidak menghasilkan uang. Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima bahwa ia bergantung padamu dan tidak mandiri. Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani, kamu harus menerima bahwa ia keras kepala dan memiliki pemikiran sendiri. Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima bahwa pengeluaran yang ia keluarkan juga banyak. Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat, kamu harus menerima bahwa ia keras dan tak terkalahkan. Tidak ada wanita