Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang selalu tepat waktu, justru adalah aku yang tak tahu waktu.
Kenangan, kenyataan, segala yang akan, seolah saling berloncatan dan tak mau dikendalikan oleh kalender dan arloji.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang selalu bersih dan rapi, justru adalah aku yang menyimpan kebusukan dan kekacauan di belakang. Berkali-kali dibenahi pun tak akan banyak perubahan.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang selalu sabar dan tenang, justru adalah aku yang takut dan terluka. Karenanya, kadang kau berubah manja, kadang bertingkah seenaknya. Padahal, aku takut dan terluka.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang bermata indah, justru adalah aku yang sering menumpahkan tangis darinya.
Dan, tentu kau mengerti, tentang bagaimana caranya membuat mataku lebih indah lagi.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang penuh dengan diriku sendiri, justru adalah aku yang kehilangan dirinya sendiri. Bukan aku tak mencari atau tak membangunnya kembali. Namun, kadang sengaja kuberi atau memang telah habis dicuri.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang merdeka dan sempurna, justru adalah aku yang penuh cela dan terpenjara. Ibaratkan saja ini dengan aku yang tak mesti kehilangan telinga untuk tak mendengar suara.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang ditakdirkan hanya untuk mendampingimu, justru adalah aku yang tak memiliki apa-apa yang kau mau. Akankah kau memaki takdir sebab itu?
Aku yang kau bilang selalu tepat waktu, justru adalah aku yang tak tahu waktu.
Kenangan, kenyataan, segala yang akan, seolah saling berloncatan dan tak mau dikendalikan oleh kalender dan arloji.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang selalu bersih dan rapi, justru adalah aku yang menyimpan kebusukan dan kekacauan di belakang. Berkali-kali dibenahi pun tak akan banyak perubahan.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang selalu sabar dan tenang, justru adalah aku yang takut dan terluka. Karenanya, kadang kau berubah manja, kadang bertingkah seenaknya. Padahal, aku takut dan terluka.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang bermata indah, justru adalah aku yang sering menumpahkan tangis darinya.
Dan, tentu kau mengerti, tentang bagaimana caranya membuat mataku lebih indah lagi.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang penuh dengan diriku sendiri, justru adalah aku yang kehilangan dirinya sendiri. Bukan aku tak mencari atau tak membangunnya kembali. Namun, kadang sengaja kuberi atau memang telah habis dicuri.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang merdeka dan sempurna, justru adalah aku yang penuh cela dan terpenjara. Ibaratkan saja ini dengan aku yang tak mesti kehilangan telinga untuk tak mendengar suara.
Bagaimana bila aku yang kau tahu ternyata bukan aku?
Aku yang kau bilang ditakdirkan hanya untuk mendampingimu, justru adalah aku yang tak memiliki apa-apa yang kau mau. Akankah kau memaki takdir sebab itu?
Komentar
Posting Komentar