Selamat Malam, Tuan.
Mungkin ini adalah surat pertama yang akan aku tuliskan untukmu, tetapi bukan tulisan pertama tentangmu.
Ketika kau membaca ini (entah kau akan membaca atau tidak), aku berharap kau bisa tahu bahwa aku masih tetap memikirkanmu sampai saat ini.
Entah bagaimana denganmu. mungkin saat ini, kau sedang berkumpul dengan teman-temanmu, keluargamu atau mungkin 'teman wanita'mu.
ah, aku tak akan berfikiran buruk tentang itu.
Ketika aku menuliskan surat ini, aku sedang memikirkan hari pertama kita bertemu.
sebenarnya mungkin itu bukan hari pertama, karena sebelum itu pun kita pernah bertemu, tetapi belum menyadari keberadaan masing-masing.
Aku menganggap pertemuan kita sebagai takdir. entah takdir baik atau buruk.
Awalnya, aku bahkan tak pernah menyangka bahwa kau-lah yang akhirnya akan membuatku seperti ini.
ya, seperti ini. seperti orang bodoh.
Kau pasti sudah tau, jika pada awal dulu, aku tak pernah berfikiran untuk mencintaimu sedalam ini.
tapi apa? aku terjebak pada apa yang kuyakini.
Kau telah datang dalam hidupku, mengambil alih peran utama dalam ceritaku.
Bahkan sampai detik ini, kau masih menjadi peran utama dalam cerita ini.
Sudah 1000 hari lebih kita bersama. tertawa, menangis, terluka, bahagia, jatuh dan bangun.
tak terhitung berapa banyak perdebatan dalam hubungan ini,
tak terhitung berapa banyak pula kita mencoba saling melepaskan tetapi tetap kembali lagi.
tak terhitung berapa banyak detik yang kita lalui bersama.
tak terhitung berapa banyak pula air mata yang kita tumpahkan selama ribuan hari ini.
Maka, untuk semua detik dalam hidupmu yang kau habiskan untukku,
Aku berterima kasih.
Sudah malam, Tuan.
untuk surat ini, aku akhiri dulu sampai disini.
besok, akan aku tuliskan lagi untuk mu.
Jangan tidur terlalu malam, jaga selalu kesehatanmu.
Dariku, Nona-mu.
Komentar
Posting Komentar