Teruntuk Tuan abu-abu yang masih menjadi rahasia semesta.
Tuan, jika nanti kau dapati wanita sepertiku,
Bukan koki handal.
Jika nanti aku padamu, kamu padaku.
Jika nanti aku untukmu, kamu untukku.
Semoga lebihmu, mencukupi kurangku.
Pun sebaliknya, aku padamu.
Tuan, jika nanti kau dapati wanita sepertiku,
Bukan koki handal.
Namun untuk makanan sederhana aku bisa memasaknya.Bukan artis cantik menarik dengan pulasan beraneka macam pada wajahnya.
Namun untuk berdandan simple aku mampu.Bukan pujangga yang mahir memainkan aksara hingga tercipta sesuatu yang indah untuk dibaca.
Namun untuk memberimu ucapan selamat malam dan memberimu serangkaian kata di hari lahirmu aku bisa walau pembendaharaannya berantakan.Bukan pula pemberi motivasi yang baik.
Namun mendoakan kebaikan akanmu selalu aku lakukan, minimal di lima waktuku menghadap Tuhanku.Bukan wanita yang begitu enak untuk diajak berbicara, karena terkadang aku membosankan. Ah bukan hanya terkadang kukira, acapkali.
Namun untuk mendengarmu bercerita, percayalah aku cukup baik untuk menjadi pendengar.Bukan pula wanita yang mudah bergaul ketika kau ajak aku bergabung dalam komunitasmu, aku cenderung kikuk dan pemalu.
Namun setidaknya dampingi aku di sisimu saat itu, maka kikukku akan sedikit mencair.Tuan, jika nanti kau dapati wanita sepertiku.
Jika nanti aku padamu, kamu padaku.
Jika nanti aku untukmu, kamu untukku.
Semoga lebihmu, mencukupi kurangku.
Pun sebaliknya, aku padamu.
Komentar
Posting Komentar