Langsung ke konten utama

Blablablabering~

“Kak, bikinin tulisan dong”

Selama gue pake blogger sejak awal, baru sebulan ke belakang ini banyak banget yang minta demikian. Kasusnya beda-beda, ada yang ceritain gimana sakitnya diselingkuhin, pedihnya memendam cinta sendirian, asam basa merelakan dia bahagia tanpa kita, banyak. Macem-macem. Tapi respon gue selalu sama.
“Iya, sakit ya blalalala *nanggepin ceritanya*”

“Tapi maaf, blogger gue based on true story. Lu bacanya bisa berasa ngena mungkin karena gue melibatkan perasaan. Bukan cerita yang gue karang-karang. Kenapa nggak bikin tulisan sendiri aja?”

Dan jawaban mereka adalah…..





image





image


Kira-kira kayak gitu. Setelah gue Analisa, menurut gue ada dua kemungkinan;

1. Tulisan gue kebagusan
2. Kepercayaan diri mereka hilang

Untuk opsi pertama, gue harus rela besar kepala dan merasa hebat sehebat-hebatnya. Harus sombong dan arogan. Enak sih. Ego gue dikasi makan. Dijilat-jilat. Disanjung dan dimanjakan. Tapi gamau. Gue sebel aja kalo ada orang sombong. Jadi gue gaboleh kaya gitu. Meskipun feedback banyak yang bilang bagus, seru, lucu, blablabla nanana, biarlah itu kata mereka. Di mata gue, gue cuma meringankan beban pikiran lewat tulisan. Cukup. Ga perlu ngerasa bagus dan memesona. Jijik.
Jadi, dengan berat hati, mari kita pilih opsi kedua. Kepercayaan diri mereka hilang. Sad. Percaya diri adalah koenji. Kenapa di ilangin? Gue ga ngerti, mungkin banyak pertimbangan kenapa bisa jadi gak PD. Gue cuman mau bilang

1. Tulisan lu itu cerminan diri lu, sana nulis tanpa harus mikirin apa kata orang. Gak perlu dibandingin sama tulisan siapa-siapa. Gak harus asik. Gak perlu pengen punya pembaca. Biarin aja. Orang nilai jelek, yaudah. Orang anggap bagus, alhamdulillah. Gausah pengen dibilang bagus. Yang penting, -di tulisan itu-, ada isi kepala keresahan keresahan lu, yang tersampaikan. Kelar. Gak perlu neko-neko.
2. Pake gaya lu aja, gak perlu pengen kayak siapa. Role model-in siapa. Ngapain? Nanti tulisan lu ga akan apa adanya, gak ada jiwanya. Gak -elu-banget.
3. Kalo gue, gue selalu tulis apa yang nanti kalo gue baca lagi, gue suka. Persetan deh tuh EYD, terserah. Titik koma, tanda seru, suka suka gue aja.
4. Sombonglah, setidaknya untuk dirimu sendiri. Aish gila, gue kayak orang bener. Tapi serius, sombong itu perlu, sesekali. Gue dikepala gue, adalah versi terbaik dari gue. Segimanapun gue ngelakuin kesalahan, gue tetep bangga jadi gue. Tulisan gue, menurut gue adalah sebaik-baiknya tulisan yang bisa gue keluarin. Diluar sana, banyak akun akun penulis terkenal, ternama, dikenal dimana-mana, tapi gue gakpapa. Miskinnya pembaca gak jadi masalah. Kalo harus bandingin tulisan jagungrebus, karenapuisiituindah, jalansaja, hujanmimpi, dll. Mereka jauh lebih bagus. Tapi kalo ditanya paling suka punya siapa? Gue akan dengan besar kepala menyebutkan nama akun sendiri. Sesombong itu, wk. I do proud of myself, walaupun alasan buat nge-proud-innya belom nemu. Gapapa. Sombong aja dulu.
5. Minum susu. 4 sehat, 5 sempurna :D

Gue mungkin asik di tulisan sendiri. Tapi gue gak akan bisa se-asik gue biasanya kalo harus nyeritain ceritanya orang. Bahkan gue nggak sepenuhnya ngerasain apa yang orang ceritain itu. Gue paling Cuma iba sekenanya, semampunya. Meanwhile kalo di tulisan sendiri, gue tau bener gue lagi gimana, sehancur apa, sebahagia apa, seberantakan apa, sesakit apa, gue paham. Karena gue yang ngerasain. O, come on…

Sepandai apapun kamu bercerita tentang bagaimana kamu bahagia, sesakit apa yang kamu rasa, tida akan pernah ada yang benar-benar mengerti, selain dirimu sendiri.

Gak ada deh tuh ceritanya calo tulisan. Apaan ….. hhhhh. Demokrasi aja. Dari kamu, buat kamu, oleh kamu. Cheers~




Regards,
Nisa, yang sedari tadi gantungin anduk doang tapi ga mandi-mandi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau tidak sedang berlomba dengan siapapun

Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan. Tidak ada. Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada. Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa. Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya

Apakah mencintaimu harus sesakit ini ??

 Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah satu-satunya wanita yang masih bertahan ketika aku tahu bahwa cintaku telah kau khianati ? Tahukah kamu, bahwa mungkin aku adalah wanita yang rela tersakiti demi mempertahankan hubungan kita ?? Aku, aku adalah wanita yang rela menahan pedih ketika keegoisanmu muncul ,, Aku adalah wanita yang menerimamu apa adanya ,, Tahukah kamu ??? TAHUKAH KAMU ?????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku seakan-akan ingin berteriak dihadapan mu ! tolong sadar ! aku adalah wanita yang selalu mencintaimu dengan tulus, mencintai segala kekuranganmu ! Terkadang aku berfikir, kenapa aku bisa mencintaimu ??? seseorang yang jelas2 bukan termasuk dalam tipe pangeran idamanku, bukan hanya aku yang bertanya, bahkan semua orang bertanya kenapa aku bisa mencintaimu ?? dan aku hanya bisa menjawab " aku mencintaimu tanpa alasan", ya, aku mencintaimu tanpa alasan. pelampiasankah ?? TIDAK ! aku memang pernah mencintai seseorang sebelum kamu, dan aku memang

Tentang Wanita

"Kamu lebih dari aku, aku khawatir" Awalnya sering melihat tulisan ini di timeline, entah itu Instagram atau Line. Sempat berpikir kenapa sih viral banget. Tulisannya kirta-kira seperti ini. Ngga ada tebu yang kedua kepalanya itu manis.  Kalau kamu memilih bersama dengan wanita karir yang bekerja, kamu perlu menerima bahwa ia tidak bisa di rumah membersihkan rumah. Kalau kamu memilih bersama dengan ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima bahwa ia tidak menghasilkan uang. Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima bahwa ia bergantung padamu dan tidak mandiri. Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani, kamu harus menerima bahwa ia keras kepala dan memiliki pemikiran sendiri. Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima bahwa pengeluaran yang ia keluarkan juga banyak. Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat, kamu harus menerima bahwa ia keras dan tak terkalahkan. Tidak ada wanita